Rabu, 06 Agustus 2014

Rate Sammang Di Pambusuang

Tradisi Rate’ Sammang di Masjid Attaqwa Pambusuang
Tradisi Rate’ Sammang di Masjid Besar At-Taqwa Pambusuang ini sudah berlangsung sejak puluhan tahun yang lalu. Tidak diketahui dengan pasti siapa yang pertamakali memperkenalkan dan memulai tradisi tersebut. Menurut keterangan dari K.H. Syuaib, Imam Masjid Syuhada Polewali yang berasal dari Pambusuang bahwa tradisi tersebut sudah mulai diadakan di Masjid Pambusuang sejak tahun 1900-an seiring berkembangnya Islam di Pambusuang. Sementara itu, menurut keterangan dari para orang tua, bahwa tradisi rate’ sammang di Masjid Pambusuang ini sudah berlangsung sejak mereka masih kecil dan cara pelaksanaannya masih seperti yang sekarang dilakukan. Hal ini sesuai keterangan K.H. Muhammad Yasin (70 Tahun) mantan Imam Masjid Attaqwa Pambusuang.

Minggu, 01 Juni 2014

HABIB UMAR BIN HAFIDZ

Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz, beliau dilahirkan pada hari senin, 27 Mei 1963 M [4 Muharram 1383H]. Adalah seorang ulama dunia era modern. Habib ‘Umar kini tinggal di Tarim, Yaman. dimana beliau mengawasi perkembangan di Dar-al Musthafa dan berbagai sekolah lain yang telah dibangun dibawah manajemennya. Beliau masih memegang peran aktif dalam dakwah agama Islam, sedemikian aktifnya sehingga beliau meluangkan hampir sepanjang tahunnya mengunjungi berbagai negara di seluruh dunia demi melakukan kegiatan-kegiatan mulianya.
 
Kehidupan Awal 
Beliau terlahir di Tarim, Hadramaut, salah satu kota tertua di Yaman yang menjadi sangat terkenal di seluruh dunia dengan berlimpahnya para ilmuwan dan para alim ulama yang dihasilkan kota ini selama berabad-abad.

Minggu, 25 Mei 2014

HABIB MUHAMMAD LUTHFI BIN YAHYA

Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya dilahirkan di Pekalongan pada hari Senin, pagi tanggal 27 Rajab tahun 1367 H. Bertepatan tanggal 10 November, tahun 1947 M.

Dilahirkan dari seorang syarifah, yang memiliki nama dan nasab: sayidah alKarimah as Syarifah Nur binti Sayid Muhsin bin Sayid Salim bin Sayid al Imam Shalih bin Sayid Muhsin bin Sayid Hasan bin Sasyid Imam ‘Alawi bin Sayid al Imam Muhammad bin al Imam ‘Alawi bin Imam al Kabir Sayid Abdullah bin Imam Salim bin Imam Muhammad bin Sayid Sahal bin Imam Abd Rahman Maula Dawileh bin Imam ‘Ali bin Imam ‘Alawi bin Sayidina Imam al Faqih al Muqadam bin ‘Ali Bâ Alawi.

Selasa, 22 April 2014

HABIB ANIS BIN ALWI ALHABSYI

Habib Anis bin Alwi al-Habsyi lahir di Garut, Jawa Barat, 5 Mei 1928, adalah seorang ulama Indonesia yang dikenal di kalangan masyarakat kota Solo.

Habib Anis lahir dari pasangan Habib Alwi dan Syarifah Khadijah. Ketika berumur 9 tahun, keluarganya pindah ke Solo. Setelah berpindah-pindah rumah di kota Solo, mereka menetap di Kampung Gurawan, Pasar Kliwon, Surakarta.

Senin, 14 April 2014

ABUYA AS-SAYYID MUHAMMAD ALAWI AL-MALIKI

Manaqib Al 'allamah Al Muhaddits As Sayyid Al Muhammad bin Alawi Al Maliki Al Hasani
As Sayyid Prof. Dr. Muhammad bin Sayyid ‘Alawi bin Sayyid ‘Abbas bin Sayyid ‘Abdul ‘Aziz al-Maliki al-Hasani al-Makki al-Asy’ari asy-Syadzili lahir di kota suci Makkah pada tahun 1365 H. Pendidikan pertamanya adalah Madrasah Al-Falah, Makkah, dimana ayah beliau Sayyid Alawi bin Abbas al Maliki sebagai guru agama di sekolah tersebut yang juga merangkap sebagai pengajar di halaqah di Haram Makki, dekat Bab As-salam

Ayah beliau, Sayyid Alwi bin Abbas Almaliki (kelahiran Makkah th 1328H), seorang alim ulama terkenal dan ternama di kota Makkah. Disamping aktif dalam berdawah baik di Masjidil Haram atau di kota kota lainnya yang berdekatan dengan kota Makkah seperti Thoif, Jeddah dll, Sayyid Alwi Almaliki adalah seorang alim ulama yang pertama kali memberikan ceramah di radio Saudi setelah salat Jumat dengan judul “Hadist al-Jumah”.

Begitu pula ayah beliau adalah seorang Qadhi yang selalu di panggil masyarakat Makkah jika ada perayaan pernikahan.Selama menjalankan tugas da’wah, Sayyid Alwi bin Abbas Almaiki selalu membawa kedua putranya Muhammad dan Abbas. Mereka berdua selalu mendampinginya kemana saja ia pergi dan berceramah baik di Makkah atau di luar kota Makkah. Adapun yang meneruskan perjalanan dakwah setelah wafat beliau adalah Sayyid Muhammad bin Alwi Almaliki dan Sayyid Abbas selalu berurusan dengan kemaslahatan kehidupan ayahnya.

Sabtu, 12 April 2014

HAUL AL-HABIB ALWI BIN ABDULLAH BIN SAHL (PUANG TOWA)

Putra Putri Habib Alwi bin Abdullah Bin Sahl (Puang Towa)



Dalam perjalanan hidup Habib Alwi bim Abdullah Bin Sahl (Puang Towa) dalam mengembangkan Islam, beliau juga tidak meninggalkan Sunah Nabi SAW berupa Nikah, dan melalui pintu nikah mempermudah dan memperkuat penyebaran Islam pada masa itu. Sehingga beliau mempunyai 4 orang istri.

Pertama, pada waktu masih di Nusa Tenggara Barat (Sumbawa) beliau menikah (nama istrinya belum ditemukan datanya) dan mempunyai seorang putri bernama Syarifah Fatimah binti Alwi Bin Sahl.

Senin, 31 Maret 2014

AL-HABIB ALI BIN MUHAMMAD BIN HUSAIN AL-HABSYI (Penyusun Maulid Simthud Durar)


(Berikut ini adalah riwayat hidup penyusun kitab maulid Simthud durar yang diambil dari situs alawiyin).

Al-Habib Al-Imam Al-Allamah Ali bin Muhammad bin Husin Al-Habsyi dilahirkan pada hari Jum’at 24 Syawal 1259 H di Qasam, sebuah kota di negeri Hadhramaut. Beliau dibesarkan di bawah asuhan dan pengawasan kedua orang tuanya: ayahandanya Al-Imam Al-Arif Billah Muhammad bin Husin bin Abdullah Al-Habsyi dan ibundanya As-Syarifah Alawiyyah binti Husain bin Ahmad Al-Hadi Al-Jufri, yang pada masa itu terkenal sebagai seorang wanita yang solihah yang amat bijaksana.
 
Pada usia yang amat muda, Habib Ali Al-Habsyi telah mempelajari dan mengkhatamkan Al-Quran dan berhasil menguasai ilmu-ilmu dzahir dan batin sebelum mencapai usia yang biasanya diperlukan untuk itu. Oleh karenanya, sejak itu beliau diizinkan oleh para guru dan pendidiknya untuk memberikan ceramah-ceramah dan pengajian-pengajian di hadapan khalayak ramai, sehingga dengan cepat sekali, beliau menjadi pusat perhatian dan kekaguman serta memperoleh tempat terhormat di hati setiap orang. Kepadanya diserahkan tampuk kepimpinan tiap majlis ilmu, lembaga pendidikan serta pertemuan-pertemuan besar yang diadakan pada masa itu.
 

Rabu, 26 Maret 2014

SYAIKH AL-IMAM AL-BUSHIRI



Kelahiran dan Nasab Syaikh Imam Al-Bushiri

Nama lengkap Syaikh Al-Imam Al-Bushiri adalah Syarafuddin Abu Abdillah Muhammad bin Sa’id bin Hammad bin Muhsin bin Abdullah bin Shanhaji bin Hilal Ash-Shanhaji.

Beliau lahir pada hari Selasa bulan Syawwal tahun 608 H. atau 1211 M. di daerah Dalash, tapi tumbuh besar dan menjalani kehidupannya di Bushir, sebuah daerah di Mesir, sehingga kemudian lebih dikenal dengan nama Imam Al-Bushiri.

Beliau berasal dari keturunan sebuah kelompok suku yang dikenal dengan Bani Habnun di Maghrib (Maroko).


Masa Kecil Syaikh Imam Al-Bushiri

Sejak kecil beliau sudah menghafalkan Al-Qur’an serta mempelajari ilmu-ilmu agama dan bahasa arab. Beliau di didik oleh ayahnya sendiri dalam mempelajari Al-Qur’an, disamping berbagai ilmu pengetahuan lainnya.

Kemudian beliau belajar kepada ulama-ulama di zamannya, untuk memperdalam ilmu agama dan kesustraan Arab, kemudian beliau pindah ke Kairo, dan disanalah beliau kemudian menjadi seorang sastrawan dan penyair ulung. Kemahirannya di bidang sastra ini melebihi para penyair pada zamannya.

Senin, 24 Maret 2014

SYAIKH JA'FAR AL-BARZANJI (Penyusun Maulid Al-Barzanji)


Syaikh Ja’far Al-Barzanji lahir pada hari Kamis awal bulan Dzuihijjah di Madinah Al-Munawwarah pada tahun 1126 H.

Nama lengkap beliau adalah Sayyid Ja’far bin Hasan bin Abdul Karim Al-Barzanji.

Beliau adalah seorang ulama besar dari Dzurriyah Rasulullah SAW dari keluarga Saadat (Para Sayyid) yang berasal dari Barzanji (Iraq).

Seluruh nenek moyang beliau adalah merupakan ulama terkemuka yang terkenal dengan ilmu dan amal serta kesalehannya.

Nisbat Barzanji adalah sebuah nama tempat di Kurdistan, Iraq.

Nama Barzanji menjadi populer sekitar tahun 1920 M, ketika Syeikh Mahmud Al-Barzanji memimpin pemberontakan nasional Kurdi terhadap Inggris yang pada waktu itu menguasai Iraq.

Dr. As-Sayyid Muhammad Alwy Al-Maliki menuturkan dalam salah satu kitabnya, bahwa: “Al-Allamah Al-Muhaddits Al-Musnid As-Sayyid Ja’far bin Hasan bin Abdul Karim Al-Barzanji adalah mufti Syafi’iyyah di kota Madinah Al-Munawwarah.”

Jumat, 21 Maret 2014

K.H. ABDUL GANI (ABA QADDIN)

K.H. Abdul Gani bin H. Burairah bin H. Rippung yang juga biasa disapa dengan panggilan A'ba Qaddin, beliau lahir di Pambusuang, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, pada tanggal 1 Juli 1927 M. Beliau adalah anak kedua dari 3 bersaudara, dari pasangan H. Burairah dan Suriah, yaitu: H. Hadi, H. Abdul Gani (beliau), dan Khadijah.

Beliau memiliki seorang istri bernama Quraisyah dan memiliki 3 orang anak; 2 orang putra dan seorang putri, yaitu: K.H. Sauqaddin Gani (Ketua Yayasan PonPes Nuhiyah Pambusuang dan Imam Masjid Raya Raudhatul Abidin, Saleppa Majene), H. Hadrawi Gani (Imam Masjid At-Taqwa Pambusuang), dan Hj. Mulazam Gani (Ummi Aliah).

K.H. Abdul Gani (A'ba Qaddin) termasuk salah satu ulama di Pambusuang. Beliau adalah guru pengajian ilmu alqur'an, ahli tajwid, maulid barazanji, dzikkir munu' (maulid syaraf anam), dan lainnya.

K.H. Abdul Gani juga dikenal dengan gelar Pallagu Pambusuang, karena beliau ahli melagukan syair, baik syair-syair qosidah ramadhan, syair qosidah yang lain dan juga al-qur'an. Beliau sering melakukannya di Coppo Masigi Pambusuang (diatas kubah masjid pambusuang) menurut cerita dari teman saya yang juga cucu beliau.

Minggu, 02 Februari 2014

K.H. MUHAMMAD (IMAM DESA)


K.H. Muhammad digelar Annangguru Hamma (Imam Desa Pambusuang), lahir di Jare’je Pambusuang kampung leluhurnya, ayahnya bernama Said bin Adam/Sulung bin K.H. Toa, dan ibunya bernama Afifah Jare’je Pambusuang.

Annangguru Hamma Imam Desa termasuk Ulama besar ra di Pambusuang.

Annangguru Hamma Imam Desa Pambusuang adalah anak kedua dari 7 (tujuh) bersaudara, yaitu:
  1. H. Ayyub (Payinna Juraer)
  2. K.H Muhammad ( beliau Imam Desa)
  3. K.H. Abdullah (Pua' Keba') ayahanda K.H. Suaib (Imam pertama Masjid Raya Suhada Polman)
  4. Fatimah (Istri Tabain)
  5. Ringngang
  6. Salamiah
  7. Abdul Khalik (Ayahanda Tauhid RRI Makassar).
Annangguru Hamma pernah menikah 2 kali, istri pertama bernama Hj. Sitti Aminah (Kanne Ballang Annagguru Towaine Ba’balembang) tidak melahirkan anak.

Istri kedua bernama Hj. Jidara binti Cabung melahirkan 4 anak yaitu:
  • Musjad (suami Hj. Suhaebah Makassar).
  • Rahawiah (istri Annagguru Mudrik Ayyub/Tongguru Mudu) yang pernah menjabat Imam Masjid Kassi Pute dan Kepala Sekolah DDI Ujung Lero.
  • Ragi (Papa Masdaria Pambusuang), dan
  • Mawi suami Nur ilang binti Tandung (Andaengna Yasil Pambusuang).

Annangguru Hamma Imam Desa Pambusuang adalah seorang guru pengajian faham kitta’ ussul (Ilmu Kalam), kitab kuning, nahwa arab, ahli tajwid, ahli hikmah, ilmu mantik, tafsir, fiqhi, dan penulis doa doa wirid, puji-pujian shalawat, qasidah, sarapa dan kitta’ ukir serang dan beliau adalah salah satu guru Prof. Dr. H. Baharuddin Lopa, SH.

Rabu, 22 Januari 2014

K.H. ALWI HASAN


K.H. Alwi bin Hasan bin K.H. Qala Pambusuang, beliau lahir di kampung Pambusuang, Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Wafat di Pambusang pada hari sabtu, 22 Maret 2008. Umur beliau sekitar 60-an tahun.

Beliau pernah menjadi Hatib (Wakil Imam) di Pambusuang.

...........................

Kamis, 16 Januari 2014

HABIB HAMID BIN ALWI BIN HUD ALATTAS

Habib Hamid bin Alwi bin Hud Alattas atau yang dikenal juga dengan sebutan SAYYID KAMI’ lahir di Manjopai, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, pada tanggal 27 Juli 1933. Beliau adalah ayahanda dari Habib Husein Hamid Alattas narasumber Radio Silaturahim 720 am. Beliau putra dari Syarifah Rugayyah yang tidak lain putri daripada Habib Alwi bin Abdullah Bin Sahl (Puang Towa). Habib Hamid bin Alwi bin Hud Alattas adalah putra ke-5 dari 7 (tujuh) bersaudara.

Rumah beliau ber-alamat di Cililitan Kecil 1 No. 17A Jakarta Timur (dibelakangnya ada sungai ciliwung yang sering kena banjir).

Habib Hamid bin Alwi bin Hud Alattas adalah satu dari sedikit Habib yang toleran, pro persatuan, egaliter dan tidak suka menonjolkan diri, meski berilmu dan berwawasan serta punya pengaruh luas.

Beliau adalah seorang pemuka agama Islam di Indonesia yang berdakwah ke berbagai daerah untuk menyerukan pentingnya Persatuan Islam demi Islam yang Satu.

Minggu, 12 Januari 2014

K.H. MUHAMMAD SHALEH

K.H Muhammad Shaleh Bin Haji Hida Binti Haji Bidara, lahir di Pambusuang kecamatan Tinambung (sekarang kecamatan Balanipa) kabupaten Polewali Mandar tahun 1913.

Ulama dikatakan sebagai pewaris kenabian, ulama dengan ilmu kewara’an, sifat rendah hati, dan kearifan yang dimiliknya, telah menempatkannya menjadi sebercak cahaya kebenaran yang menjadi penerang dan panutan bagi umat manusia di sekelilingnya. Ulama merupakan orang-orang pilihan Allah SWT yang telah diajari dan diberi hikmah kepadanya dan mereka mendapat keutamaan dan kebaikan yang melimpah.

K.H Muhammad Shaleh adalah salah satu dari mereka yang telah mendapatkan hikmah. Beliau adalah sosok yang mempunyai ilmu yang sangat dalam, namun dengan ilmunya tersebut tidak menjadikan dirinya sombong dan angkuh, bahkan sebaliknya. Beliau adalah ulama yang Wara’ dan rendah hati. Dengan sifatnya tersebut, beliau melayani semua lapisan masyarakat tanpa melihat perbedaan status sosial, agama dan suku. Ia lebih memilih hidup ditengah-tengah jamaahnya yang penuh dengan kesederhanaan, daripada menduduki jabatan yang tinggi yang jauh dari jamaahnya.

Beliau sangat arif lagi bijaksana, dengan sifatnya tersebut sehingga beliau ditempatkan menjadi sosok ulama yang cukup disegani dan diperhitungkan oleh sesama ulama pada zamannya, selain itu dia juga sebagai panutan bagi murid-murid dan masyarakat disekitarnya. K.H Muhammad Shaleh, disamping sebagai ulama yang menguasai ilmu-ilmu syariat seperti Fiqih, beliau juga adalah seorang sufi. Beliau merupakan ulama yang pertama di Indonesia yang mengajarkan tarekat Qadiriyah di Tanah Mandar. Untuk mengetahui lebih jauh tentang K.H Muhammad Shaleh mari kita simak pembahasan berikut.

Jumat, 10 Januari 2014

K.H. MUHAMMAD THAHIR (IMAM LAPEO)

K.H. Muhammad Thahir adalah ulama kharismatik di Tanah Mandar, lahir di Pambusuang, Polewali Mandar - Sulawesi Barat pada tahun 1838 M. Beliau seorang imam di desa Lapeo yang sederhana dan menyebarkan agama islam sampai ke tanah Bugis.

Keluarga Imam Lapeo berakar dari sebuah kampung tua yang sejak dulu menjadi tanah kelahiran tokoh-tokoh di Tanah Mandar. Kampung itu bernama Pambusuang. Seorang tokoh nasional yang pernah lahir di kampung ini adalah Almarhum Baharuddin Lopa (mantan Jaksa Agung RI).

Ayahanda Imam Lapeo bernama H. Muhammad bin Abd. Karim bin Aba Talha. Ayahanda Imam Lapeo mempunyai dua saudara yakni yang dikenal dengan panggilan Kanne Paung dan Kanne Kina. Kanne Paung tidak memiliki keturunan sedangkan Kanne Kina kemudian mempunyai anak cucu yang berkembang di Pambusuang sebagai sepupu-sepupu Imam Lapeo. Sedangkan ibunda Imam Lapeo bernama Siti Rajiah berasal dari keturunan hadat Tenggelang, sebuah wilayah yang saat ini berada di Kecamatan Campalagian Kab. Polman. Sebagaimana dalam silsilah keturunan yang paternalistik, silsilah keturunan Ibu kurang dikembangkan sehingga sampai saat ini belum ada yang mencoba menggambarkan sepupu-sepupu Imam lapeo dari garis Ibu.

Pada masa kanak-kanaknya, oleh orang tuanya memberikan nama kepada Imam Lapeo yaitu Junaihim Namli. Sejak kecil ia dikenal masyarakat sebagai anak yang patuh dan taat kepada orang tua, beliau dikenal jujur, pemberani, dan punya kemauan yang sangat keras.