Rabu, 27 November 2013

Cucu Rasulullah SAW Nasihati Orang Tua

Sayidina Hasan dan Sayidina Husain suatu ketika melihat seseorang sedang berwudhu. Sayangnya, cara wudhu orang tersebut tidak sempurna, tidak sesuai dengan tuntunan agama.

Kedua cucu baginda Nabi SAW yang tengah beranjak remaja itu pun berpikir tentang cara mengoreksinya secara bijak. Mereka tak ingin menyinggung dan berharap pesan nasehatnya dapat diterima dengan lapang dada.

Salah seorang dari keduanya akhirnya mengatakan kepada orang tersebut, ”Wahai paman, saya dan saudara saya beda pendapat mengenai siapa di antara kami yang paling benar dan bagus cara wudhunya. Kami minta tolong paman untuk menilai kami, siapa yang terbaik wudhunya!”

Orang itu setuju. Sayyidina Hasan dan Husain lantas berwudhu sementara ia memperhatikan satu persatu dengan seksama, disertai rasa kagum akan cara wudhu dua anak dimaksud. Saat itu, ia beruntung karena mendapatkan pelajaran praktik dari kedua anak itu. Pelan-pelan kesadarannya tumbuh bahwa ia telah melakukan kesalahan.

Setelah Sayyidina Hasan dan Husain selesai “lomba berwudhu” tiba saatnya untuk menentukan pemenangnya. ”Wudhu kalian berdua sangat istimewa,” kata orang itu sembari tersenyum seolah mengucapkan terima kasih.

Tidak ada pemenangnya. Memang tujuannya bukan untuk mencari pemenang.

Apapun situasinya, nasihat-menasihati merupakan prinsip esensial dalam Agama. Sayangnya prinsip ini semakin luntur, karena banyak orang yang “berat” menasihati orang lain dan banyak pula orang yang merasa “berat” untuk menerima nasihat.

Tampaknya, dibutuhkan kiat yang tepat untuk menyampaikan nasihat, dan tidak harus selalu diungkapkan secara tersurat, seperti yang dilakukan dua pemuda ahli surga tadi. Formatnya barangkali tidak menasihati walaupun secara tersirat kandungannya adalah nasihat.

Saya teringat saat belajar di salah satu madrasah ibtidaiyah (Nuhiyah) di Pambusuang. Saat itu saya belum mengerti kenapa setiap akan pulang sekolah guru-guru kami meminta semua siswa menutup pelajaran dengan membaca surat “Al-Ashr”. Rupanya para sahabat Rasul SAW, tabiin dan generasi sesudahnya mempunyai kebiasaan mengakhiri majelis atau pertemuan mereka dengan membaca surat tersebut. Surat al-Ashr yang berisikan deklarasi kerugian manusia, kecuali mereka yang beriman, melakukan amal saleh, saling nasihat-menasihati dalam kebenaran dan saling nasihat-menasihati dalam kesabaran.

Rabu, 06 November 2013

JAKET MAJELIS RASULULLAH SAW



Lambang Majelis Rasulullah (MR) di bagian dada kanan atas (jantung) merupakan simbol bahwa Majelis Rasulullah SAW senantiasa dekat dengan hati pemakai jaket ini. Sedangkan lambang besar MR di bagian punggung (belakang) merupakan simbol kebanggaan bahwa pemakai jaket ini merupakan bagian dari kelompok luhur pembela da’wah Sayyidina Muhammad SAW.

Warna dasar jaket hitam merupakan simbol kewibawaan jamaah MR, sedangkan warna ke-emasan yang merupakan simbol dari kemakmuran dan keberlimpahan umat muslimin yang dijanjikan oleh Allah SWT dan Sayyidina Muhammad SAW.

Dengan desain strip scothlite yang simple, jaket ini cocok sekali sebagai jaket pengendara motor karena mampu memantulkan cahaya (tampak menyala) sehingga dapat meningkatkan keamanan saat Anda berkendara di malam hari.

Minggu, 03 November 2013

CINTA KEPADA RASULULLAH SAW. "TAPI"


NGGAK MAU KENAL PRIBADINYA

Kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Bener juga sih kalo mau dipikir-pikir. Gimana nggak, orang kalo kita di kendaraan umum kayak di bis or lagi di kereta api, kita cengok saja sendirian kalo pas nggak ngajak teman jalan bareng. Banyak orang sih di sekitar kita. Tapi yang terjadi kan masing-masing sibuk dengan urusannya. Boro-boro sayang ama kita, orang kenal saja nggak. Kadang sekadar nyapa pun nggak kita lakukan, kecuali kalo ada yang duluan nyapa kita sekadar basa-basi Bener apa bener?

Padahal nih ya, siapa tahu di antara puluhan orang yang lagi ada di sebuah gerbong kereta api, mungkin saja ada orang yang sebenarnya istimewa. Cuma, karena kita nggak kenal, ya adem-adem saja. Beda banget kan kalo misalnya yang ada di gerbong kereta tuh orang terkenal. Minamal tahu kalo doi tuh namanya si anu dan memiliki kemampuan tertentu yang kita kenal. Pernah lho, ada kejadian waktu seseorang di kapal ferry, ternyata di ruangan yang sama dengan salah satu artis top ibu kota. Eh, karuan saja banyak penumpang yang akhirnya ngerubutin pengen nanya, nyapa, dan bahkan foto bareng segala dengan doi. Hehehe… itu resiko jadi terkenal. Bahkan bisa saja orang kemudian penasaran pengen tahu pribadinya. Iya kan?

Rasulullah SAW terkenal di dunia
Sob, kalo kita ngeh dan tahu, Rasulullah s.a.w. tentu lebih terkenal. Emang sih, kita tahu juga soal Muahammad s.a.w. Setiap Muslim insya Allah tahu betul kalo Nabi Muhammad s.a.w. adalah Rasulullah. Maklumlah, setiap bulan Rabiul Awwal di masyarakat kita suka diadain peringatan Maulid Nabi. Yup, bulan Rabiul Awwal adalah satu dari 12 bulan dalam kalender Qamariah yang kayaknya  kita apal banget.