NGGAK MAU KENAL PRIBADINYA
Kata pepatah, tak
kenal maka tak sayang. Bener juga sih kalo mau dipikir-pikir. Gimana nggak, orang kalo kita di kendaraan umum
kayak di bis or lagi di kereta api,
kita cengok saja sendirian kalo pas
nggak ngajak teman jalan bareng. Banyak orang sih di sekitar kita. Tapi yang
terjadi kan masing-masing sibuk dengan urusannya. Boro-boro sayang ama kita, orang kenal saja nggak. Kadang sekadar nyapa pun nggak kita lakukan, kecuali
kalo ada yang duluan nyapa kita sekadar basa-basi Bener apa bener?
Padahal nih ya, siapa tahu di antara puluhan orang yang lagi
ada di sebuah gerbong kereta api, mungkin saja ada orang yang sebenarnya
istimewa. Cuma, karena kita nggak kenal, ya adem-adem saja. Beda banget kan
kalo misalnya yang ada di gerbong kereta tuh orang terkenal. Minamal tahu kalo
doi tuh namanya si anu dan memiliki kemampuan tertentu yang kita kenal. Pernah
lho, ada kejadian waktu seseorang di kapal ferry, ternyata di ruangan yang sama
dengan salah satu artis top ibu kota. Eh, karuan saja banyak penumpang yang
akhirnya ngerubutin pengen nanya, nyapa, dan bahkan foto bareng segala dengan
doi. Hehehe… itu resiko jadi
terkenal. Bahkan bisa saja orang kemudian penasaran pengen tahu pribadinya. Iya
kan?
Rasulullah SAW terkenal di dunia
Sob, kalo kita ngeh
dan tahu, Rasulullah s.a.w. tentu lebih terkenal. Emang sih, kita tahu juga
soal Muahammad s.a.w. Setiap Muslim insya Allah tahu betul kalo Nabi Muhammad
s.a.w. adalah Rasulullah. Maklumlah, setiap bulan Rabiul Awwal di masyarakat kita suka diadain peringatan Maulid
Nabi. Yup, bulan Rabiul Awwal adalah
satu dari 12 bulan dalam kalender Qamariah
yang kayaknya kita apal banget.
Eh. Kalo ngomongin Maulid,
jadi KLBK alias Kenagan Lama Bangkit Kembali. Bukan apa-apa, sejak masih
bocah sampai sekarang, ingat saya tentang bulan Rabiul Awwal atau bulan Maulid ini adalah soal makanan. Suer,
pengalaman saya waktu masih bocah dulu emang bulan Maulid identik dengan
bagi-bagi makanan, tepatnya tuker-tukeran makanan yang kita bawa dari rumah
setelah dikumpulin di masjid atau sekolah.
Biasanya, sambil nungguin jatah kue, kita duduk rapih dan
tenang menyimak ceramah tentang perjalanan hidup Rasulullah s.a.w. Mulai masa
kecilnya, masa remaja, pernikahannya dengan Khadijah r.a., dan istri lainnya,
terus cerita ketika menerima wahyu pertama, sampai berdakwah di Mekah, lalu
hijrah ke Madinah sampai wafatnya. Waduh, kalo Pak Ustadz udah ceramah soal
ini, kayaknya kita sampe apal betul titik-komanya. Bukan apa-apa, saking
seringnya diulang-ulang, tuh! (mungkin ada yang bosen kali yee, hehehe…)
Maaf lho, meski demikan bukan maksud kita mengecilkan peran
yang ngasih ceramah. Nggak, kita nggak ada maksud menyepelekan beliau-beliau.
Justru kita malah kudu berterima kasih kepada mereka yang telah mengenalkan
Islam kepada kita. Utamanya kita bisa mengenal junjungan kita, Nabi Muhammad
s.a.w. Nah, dalam tulisan ini saya ingin mengajak anda supaya berpikir lebih
menembus batas (ciee..ini bukan iklan, lho).
Artinya, kita emang wajib tahu luar-dalam pribadi Rasulullah s.a.w. Coz,
kalo kita udah mengenal seluk-beluk Rasulullah s.a.w. dengan detail, insya
Allah kita bakal menemukan sosok beliau yang bukan hanya sebagai seorang Nabi
dan Rasul, tetapi sebagai seorang pemimpin kaum Muslimin yang layak diacungi
jempol. Berikutnya, kita bakal menjadikan beliau sebagai teladan yang baik
dalam kehidupan kita.
Sobat, untuk melukiskan tentang akhlak Baginda Nabi,
kayaknya nggak cukup hanya dengan satu artkel di tulisan sederhana ini. Suer,
nggak cukup. Sebab, pribadi yang agung dan mulia ini telah begitu banyak
memberikan perubahan yang besar dalam tata kehidupan umat manusia di dunia ini.
Paling-paling cuma beberapa kejadian atau peristiwa saja yang bisa kita tulis disini,
selebihnya, kita nggak bisa melakukan dengan kata-kata. Tentu, karena saking
mulianya Beliau. Sampai-sampai penuls buku Seratus
Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia, Michael Hart, menyebutkan, “Dia (Muhammad saw) adalah orang yang paling berpengaruh
sepanjang sejarah kehidupan manusia lebih dari Newton dan Yesus atau siapa pun
di dunia ini.”
Karena itu pula Dr. Ahmad Muhammad al-Hufy, sebelum meulis Min Akhlak an-Nabiy, bertutur penuh
kerendahan hati, “Ya Rasulallah, junjunganku! Apakah kata-kata yang tak berdaya
ini mampu mengungkapkan ketinggian dan keluhuranmu? Apakah penaku yang tumpul
ini dapat menggambarkan budi pekertimu yang mulia? Bagaimana mungkin setetes
air akan sanggup melukiskan samudra yang luas? Bagaimana mungkin sebutir pasir
akan mampu menggambarkan gunung yang tinggi? Bagaimana mungkin sepercik cahaya
akan dapat bercerita tentang matahari? Sejauh yang dapat dicapai oleh sebuah
pena, hanyalah isyarat tentang keluhuran martabatmu, kedudukanmu yang tinggi,
dan singgasanamu yang agung.”
Itulah alasannya, Rasulullah memang sosok yang agung, mulia,
dan bermartabat tinggi. Agak sukar bagi kita untuk menjelaskannya dengan amat
detail. Sekadar contoh, Ali bin Abi Thalib r.a. pernah ditanya oleh seseoarang
dari kalangan Yahudi tentang akhlak Nabi. Apa reaksi Ali? Beliau malah balik
bertanya, “Lukiskan keindahan dunia ini dan aku akan gambarkan kepada anda
tentang akhlak Nabi Muhammad s.a.w.” Lelaki Yahudu itu berkata, “Tidak mudah
bagiku,” Ali menukas, “Engkau tidak mampu melukiskan keindahan dunia, padahal
Allah telah menyaksikan betapa kecilnya dunia ketika berfirman:
“…Katakanlah, Kesenangan di dunia ini hanya sedikit…” (an-Nisaa’ : 77)
Perkataan Ali bin Abi Thaib r.a. seperti itu sekadar untuk
menggambarkan bahwa akhlak Rasulullah s.a.w. betapa tinggi dan agungnya
sehingga sulit baginya untuk menjelaskan dengan kata-kata. Bisa dipahami
memang, sebagai sosok yang mampu mengubah peradaban manusia, mana mungkin
akhlak Nabi bejat dan amburadul. Naudzubillahi
min dzalik. Rasulullah s.a.w. jelas terhindar dari sifat tercela dan
rendah. Bahkan Allah SWT memujinya dalam Al-Qur’an.
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (al-Ahzab: 21)
Juga dalam firman-Nya:
“Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur.” (al-Qalam: 4)
Sob, Nabi kita
Muhammad SAW. Adalah sosok pribadi yang hebat dan keren banget. Maka, sekarang
adalah saatnya untuk mulai mengenal pribadi Rasulullah s.a.w.. Belum terlambat
bangat kok untuk kenal pribadinya, biar kita tahu dan tentu mencintai dan
menyayangi Beliau juga. Jujur, kita nggak bakalan kenal Islam, kalo Beliau
nggak membawa pertama kali risalah Islam dari Allah SWT untuk umat manusia ini.
Kita yang hidup di zaman sekarang,tentu nggak ketemu Rasulullah s.a.w., tapi
kita bisa kenal Islamyang diajarkan oleh Beliau melalui para pewaris
kenabiannya, yakni para Ulama. Alhamdulillah, kita pantas berbahagia dan
bersyukur karena kita bias menjadi pengikut Nabi Muhammad s.a.w.
Cuma masalahnya nih, meski demikian ternyata banyak kaum
Muslim yang nggak kenal lebih jauh dan dalam tentang Rasulullah s.a.w. Kecuali
beberapa informasi yang umum saja seperti nama orang tua Beliau, tahun
kelahirannya, sedikit tentang akhlaknya, dan perjuangan dakwahnya di Mekah dan
Madinah. Tapi, kepribadian dan kehidupan beliau lebih detail, jarang ada kaum
Muslimin yang tahu: berapa istrinya, namanya siapa saja; nama anak-anak beliau
siapa saja; bagaimana perjuangan beliau menegakkan Islam yang beliau lakukan; tugasnya
sebagai kepala Negara Islam; bagaimana cara beliau memimpinnya; dsb.. Sangat
boleh jadi, malah ada yang nggak mau tahu. Wah, kalo yang nggak mau tahu itu
lebih parah dari meeka yang sekadar belum tahu. Sebab, kalo belum tahu bias
belajar untuk tahu. Tapi kalo meeka yang nggak mau tahu, dikasih info dan
diajarin juga nggak bakalan mempan.
Nah, satu-satunya cara untuk mengenal pribadi Nabi Muhammad
SAW adalah dengan mempelajari dan memahami krhidupan beliau. Insya Allah udah
banyak buku yang mengupas keagungan pribadi Rasulullah s.a.w. Kamu bias belajar
dari situ. Di tulisan ini, sekadar ingin mengingatkan atau melecut kesadaran
kamu semua bahwa kita nggak layak bilang cinta kepada Rasulullah s.a.w. kalo
ternyata pada praktiknya, kita sama sekali nggak mau mengenal pribadinya.
Padahal tak kenal maka tak saying. Semoga kita bukan termasuk golongan
orang-orang yang melupakan Rasululluah SAW. Jadi, yuk kita belajar mengenal
pribadi Rasulullah SAW. Jangan sampe ingatan dan lidah kita Cuma fasih
mengabsen nama-nama selebritis di dunia hiburan lengkap dengan informasi
pribadinya dan sepak terjang kehidupannya. Iya apa iya?
BERANI MENOLAK PERINTAHNYA
Sobat, pantes nggak sih kalo kita menolak perintah kebaikan
dari ortu? Kalo kita menolak perinyah kebaikan dari ortu berarti kita telah
melawannya. Misalnya saja, kita diminta untuk shalat, eh kita malah ngamuk-ngamuk nggak mau. Sebenarnya hal itu bukan
Cuma menolak perintah ortu, tapi sekaligus menolak perintah Allah SWT dan
Rasul-Nya. Ati-ati ya, Sob!
Rasulullah s.a.w. telah membawa risalah Allah SWT ini untuk
umat manusia. Penuh cinta beliau sampaikan untuk umat manusia di seluruh dunia
ini. Seperangkat aturan dari Allah SWT beliau sampaikan, baik melalui Al-Qur’an
maupun hadits. Harapannya, agar seluruh umat manusia sadar dengan status
dirinya sabagai hamba Allah SWT.
Keberadaan Rasulullah SAW harus kita akui sebagai manusia
pilihan Allah untuk menyampaikan risalah Islam yang agung ini. Itu artinya,
kalo kita menolak keberadaan beliau, berarti secara nggak langsung udah menolak
juga kebradaan Allah SWT. ih, jangan sampe deh kamu punya pikiran kayak gitu!
Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT
Sobat, kamu percaya nggak kepada kepala sekolah di
sekolahmu? Kemunkinan besar pasti pada bilang percaya. Percaya kepada kepala
sekolah bukan cuma kepada keberadaannya sebagai penanggung jawab pendidikan di
sekolah, tapi juga sekaligus percaya kepada keputusannya, percaya kepada
peraturannya, dan juga percaya kepada orang-orang yang menjadi kepercayaan
kepala sekolah dalam menyampaikan sosialisasi dari aturan yang ditetapkan
kepala sekolah. Betul apa benar?
Itu sebabnya nih, kalo kita cuma percaya kepada kepala
sekolah, sementara aturannya nggak kita akui dan orang-orang yang diberi
wewenang untuk menyampaikan perturan sekolah sama sekali tak kita percayai, itu sama saja kita nggak percaya
sama kepala sekolah.
Nah, begitu pula dengan keberadaan Allah SWT dan Muhammad
SAW. Kita percaya kepada Allah SWT tentu udah satu paket bahwa bukan cuma
percaya keberadaan Allah SWT saja, tapi juga wajib percaya kepada aturan-Nya,
dan juga orang-orang pilihan-Nya, yakni para Nabi dan Rasul. Jadi, kalo untuk
kita, kaum Muslimin, berarti kita wajib percaya kepada Muhammad SAW. Karena
beliau adalah utusan Allah SWT yang terakhir untuk umat manusaia.
Itu artinya, kalo kita mengakui sepenuh hati bahwa Muhammad
SAW adalah utusan Allah SWT, maka semua aturannya, baik yang bersifat perintah
maupun larangan harus kita perhatikan. Kalo perintah (bisa wajib dan bisa
Sunnah), kita harus berusaha untuk melaksanakannya. Terutama yang wajib. Begitu
pun dengan larangan dari beliau (baik yang haram maupun makruh), kita harus
berusaha untuk menghindarinya. Sebab, seruan Allah SWT kepada Rasul-Nya adalah
seruan juga bagi umatnya. Tentu, dengan beberapa ketentuan yang mengikat dan
diberi catatan khusus. Para ulama kemudian memberikan batasan dengan kaidah
fiqih, “Seruan bagi Rasulullah adalah
seruan juga bagi umatnya, kecuali ada dalil yang mengkhususkannya.” Misalnya,
seruan berupa perintah menikah. Kalo untuk Rasulullah SAW boleh menikahi wanita
lebih dari empat, sementara kita umatnya, kalo sangat mampu sekalipun, tetap
dibatasi hanya boleh empat wanita saja. Ini satu contoh, masih banyak contoh
lainnya seperti sholat tahajud bagi Rasulullah SAW tuh wajib. Bagi kita
umatnya, hanya sunnah saja dihukuminya.
Lagian kita juga mesti nyadar diri bahwa apa yang dibawa
Rasulullah saw. tuh hakikatnya berasal dari Allah SWT. Firman Allah SWT:
“Kawaanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru, dan tidaklah yang diucapkannya itu(Al-Qur’an) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Qur’an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (an-Najm: 2-4)
Dalam ayat lain, Allah SWT menjelaskan firman-Nya:
“…Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya.” (al-Hasyr: 7)
Bro and Sist, dengan dua ayat ini rasa-rasanya kita pantas
takut kalo sampe ngelanggar perintah dari Rasulullah saw. sebab, hakikatnya
adalah perintah dari Allah SWT. Maka, biar kita nggak salah jalan dalam hidup
ini, selain mempelajari Al-Qur’an, juga mesti gaul ama hadits-hadits Rasulullah
saw. Bukan apa-apa, karena ada kalanya penjelasan Allah SWT nggak kita temukan
dengan mudah di Al-Qur’an, tapi bisa kita dapatkan di hadits Rasulullah saw.
Contohnya adalah perintah shalat (baik yang wajib lima waktu maupan shalat
sunnah seperti tahajud), tapi perintah itu nggak dijelaskan dengan detail tata
caranya. Tapi dalam hadits, Rasulullah saw. menjelaskan sabdanya:
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian menyaksikan (cara) aku shalat.”
Nah, kalo pengen lebih detail lagi tentang bagaimana cara
takbir, cara rukuk, cara sujud, bacaannya, waktunya, dan sejenisnya kita bias
cari di buku-buku fiqih. Para ulama udah ngasih kemudahan kita lewat ijtihad
yang dilakukannya ketika memahami dalil syara’ dari Al-Qur’an dan as-Sunnah
ini. Ini baru perintah Shalat loh. Masih banyak perintah Rasulullah saw.
lainnya. So, kalo sampe kita nggak ngeh atau malah dengan terang-terangan
menolak berarti kita melawannya. ih, naudzubillahi min dzalik. Itu artinya,
nggak usah ngaku-ngaku bilang cinta kepada Rasulullah saw. kalo aturannya nggak
kita perhatikan. Perintahnya nggak kita ikuti, malah sebaliknya larangan beliau
yang kita kerjakan. Waduh, nggak banget deh! Semoga kita jadi orang yang taat
kepada Rasulullah saw. dan tentu juga kepada Allah SWT. Oke?.
NGGAK TAHU PERJUANGAN DAKWAHNYA
Non, masak kita Cuma tahu perjuangan seleb dalam menempuh
kariernya di dunia hiburan sementara perjuangan dakwah Rasulullah SAW sama
sekali nggak kita tahu. Duh, kebangetan nggak, sih?
Saya pernah menyimak program acara di sebuah televisi
swasta, nama acara itu Kisah Selebritis. Tayangan itu berkisah
tentang perjuangan hidup salah seorang seleb terkenal di negeri ini. Meski nggak terlalu detail mengungkap
kehidupannya, pemirsa disuguhi tentang semangat juang seleb tersebut sebelum
menjadi orang yang terkenal di dunia hiburan. Pemirsa jadi tahu siapa dirinya
sebelum jadi seleb dan bagaimana kerasnya perjuangan untuk bias eksis di dunia
hiburan.
Ehm, nggak salah
juga sih kalo kamu tahu soal itu. Toh, kita memang perlu melihat keberhasilan
atau mungkin kegagalan orang lain untuk kita jadikan sebagai pelajaran berharga
bagi kehidupan kita. Sebagai tambahan wawasan, boleh-boleh saja sih kita
mengetahui perjuangan orang-orang terkenal. Siapa tahu bias menjadi inspirasi
buat kehidupan kita. Tul, nggak?
Cuma ironis saja sih, kalo kita semangat menyimak perjuangan
hidup selebritis di dunia hiburan atau di dunia politik dan sebagainya
sementara perjuangan dakwah Rasulullah SAW nggak membuat kita tergerak untuk
pengen tahu. Ironis? Ya iyalah, abisnya kan kalo kita sebagai Muslim
ngaku-ngaku bahwa Rasulullah SAW adalah orang yang kita cintai, tapi perjuangan
beliau dalam mendakwahkan Islam nggak kita tahu, jadi gimana gitu lho. Sebab,
kalo kita mengetahui bagaimana pedih dan perihnya perjuangan dakwah beliau
dalam menyabarkan Islam, kita akan merasa bersyukur karena saat ini kita hanya
tinggal mencicipi hasil perjuangan beliau. Buktinya, kita jadi Muslim. Kita
jadi orang yang insya Allah berharga di hadapan Allah SWT.
Coba deh, berhenti sejenak dan merenung. Andai saja
Rasulullah SAW nggak mengemban dakwah Islam, mungkin akan banyak orang yang
nggak kenal Islam, termasuk kita. Karena Islam nggak akan tersebar seperti
sekarang ini. Itu sebabnya, kita pantas berbahagia dan bersyukur kepada Allah
SWT. itu artinya pula, kita sudah seharusnya memang mencintai Rasulullah SAW.
Bukan begitu sobat?
Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW Untuk Kita
Bro, kamu pasti
saying dan cinta sama ortu kamu ya? Tentu dong ya. Sebab, ayah kita berjuang
dengan sekuat tenaga dan kemampuan demi menghidupi keluarga yang menjadi
tanggungan beliau, yakni ibu kita dan kita sebagai anak-anaknya. Perjuangan
ayah kita harus kita hargai dan tentu kita dukung. Hujan dan panas bukan
halangan bagi ayah kita untuk terus berjuang menghidupi keluaga. Wuih, pasti
bangga dong sama ayah kita. Lebih bangga lagi
dan bakalan tambah cinta kalo kita tahu bagaimana ayah kita berjuang
untuk kita, Iya kan?
Terus, kita juga pasti saying dan cinta kepada ibu kita dan
akan makin cinta manakala kita tahu betul bagaimana perjuangan ibu dalam
merawat kita dari kecil hingga segede gini. Iya kan? Kita makin sayang sama ibu
kalo kita tahu bagaimana perjuangan ibu ketika melahirkan kita, mengurus kita
saat masih bayi, membimbing kita menjalani hari-hari bersamanya. Subhanallah.
Pokoknya kalo kita tahu perjuangan ibu kita, kita bias makin cinta. Termasuk
sebaliknya, kalo kita cinta sama ibu, berarti kita akan berusaha untuk empati
dengan ibu dan berusaha untuk tahu perjuangannya membesarkan kita. Tul nggak
sih?
Nah, jalan pikiran yang sama bias kita terapkan dalam
mencintai Rasulullah SAW. Kalo emang cinta banget sama Rasulullah SAW, biasanya
kita akan mengetahui seluruh sisi kehidupannya, termasuk perjuangan dakwahnya.
Oya, termasuk kalo kita udah tahu bagaimana perjuangan dakwah Rasulullah SAW
dalam menyebarkan Islam, kita akan kian cinta dan saying sama beliau. Itu
sebabnya, menurut saya, kalo emang kita cinta sama Rasulullah SAW, seharusnya
kita berusaha untuk tahu tentang kehidupannya dan juga perjuangan dakwahnya.
Sebab, tentu lucu banget ketika kita bilang cinta kepada Rasulullah SAW, tapi
kita nggak tahu bagaimana perjuangan dakwah Rasulullah SAW dalam menyebarkan
Islam. Betul nggak?
Oya sobat, perjuangan dakwah Rasulullah SAW adalah bagian
dari upaya beliau atas perintah dari Allah SWT untuk menyebarkan Islam kepada
seluruh umat manusia, termasuk kita tentunya. Firman Allah SWT:
“Dan kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (al-Anbiyaa’: 107)
BTW alias by the way, perjuangan
dakwah Rasulullah SAW tuh nggak berjalan mulus, lho. Tapi banyak kendala, rintangan,
banyak ancaman dari orang-orang yang menolak dakwah beliau. Padahal, perjuangan
dakwah beliau ini untuk kebaikan umat manusia. Kita saat ini udah jadi Muslim
berkat dakwah Rasulullah SAW dan juga para penerusnya. Boleh dikata tinggal
enaknya saja, gitu lho. Itu sebabnya, kalo kita sama sekali nggak ngeh dengan
perjuangan dakwah Rasulullah SAW, apalagi nggak mengakui perjuangan dakwah
beliau dan para sahabat serta penerusnya, sama saja nggak sepenuh hati
mencintai Rasulullah SAW. Kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Iya kan?
Kalo kita kenal pribadi Rasulullah SAW, tahu perjuangan dakwah beliau dalam
menyebarkan Islam, insya Allah kita akan makin sayang dan makin cinta kepada
beliau. Sumpah! Lagian, apa kita nggak merasa harus bersyukur dengan kondisi
kita yang saat ini udah menerima Islam dengan gampang? Itu salah satu bukti
kalo perjuangan dakwah Rasulullah SAW emang buat seluruh umat manusia, termasuk
kita. Catet dan inget-inget serta pahami ya. Makasih.
So, jangan bilang cinta sama Rasulullah SAW ya kalo ternyata
kenyataannya kita malah nggak tahu perjuangan dakwah Rasulullah SAW. Lebih
parah kalo sampe kita nggak mau mengakui perjuangan dakwah Rasulullah SAW. Duh,
jangan sampe deh kita punya pikiran kayak gitu. Yuk, kita berdoa dan berusaha agar
tetap bisa mencintai Rasulullah SAW sepenuh hati kita. Aamiin.
TAK PERNAH MENJADIKANNYA TELADAN
Siapa idola kamu? Irwansyah? Acha Septriasa? Vicky
Nitinegoro? Nirina Zubir? Mandra? Omas? Atau, striker imut milik klub
Barcelona, Lionel Messi itu? Mmm… atau
bintang Real Madrid asal Portugal, Cristiano Ronaldo yang berjuluk Rocket
Ronaldo karena kecepatannya menggiring bola? Mungkin untuk Jackmania ngefans
sama Hamka Hamzah? Yayaya… seleb yang
diabsen barusan sih biasa deh. Sumpah, belum ada apa-apanya (sori ye, bukan
maksud merendahkan). Emang sih, mereka terampil dibidangnya masing-masing.
Nggak salah juga kalo kita tahu mereka dan mungkin saja membuat kita bisa
ngambil pelajaran dari mereka. Tapi dengan catatan, yang baiknya kita ambil,
yang buruknya kita buang, Standar untuk nentuin baik-buruknya adalah Islam.
Oke?
Sobat, ngomong-ngomong soal idola, saya jadi kepikiran nih
sama idola sepanjang masa, dan kaum Muslimin pastinya harus menjadikan beliau
sebagai teladan. Meski udah wafat, tapi kharismanya masih bersinar. Tak pupus
oleh waktu. Siapakah Dia?
Ya, betul! Dia adalah Muhammad Rasulullah SAW. Kamu pintar
deh. Bener. Rasulullah SAW udah diset oleh Allah SWT agar menjadi teladan bagi
seluruh umat manusia. Beda banget dengan idola-idola yang selama ini ada dan
diidolakan kebanyakan manusia. Lagian, nggak ada jaminan dari Allah SWT kalo
mereka harus diidolakan. Tapi khusus untuk Rasulullah SAW, Allah SWT
menjelaskan dalam Firman-Nya:
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladang yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (al-Ahzab: 21)
Tuh, jaminan langsung dari Allah SWT. Gimana nggak oke, Bro.
Itu artinya, kebenaran dan kebaikan emang jaminan mutu. Bukan katanya. Tapi
udah jelas faktanya. So, nggak diragukan lagi sebagai tokoh yang pantas kita
jadikan teladan. Setuju kan?
Cinta
Rasulullah SAW? Teladani Beliau!
Boys and girl,
pernah dengar lagu Bingkai Kehidupan milik grup nasyid Shoutul Harakah?
Wah, tuh lagu Alhamdulillah bikin kita jadi “on” kalo lagi lemas.
Abisnya diingetin sih, terutama tentang prinsip hidup yang menjadikan
Rasulullah SAW sebagai Qudwah alias teladan. Kayag gini nih penggalan
syairnya, “Mengarungi samudra kehidupan, Kita ibarat para pengembara, Hidup
ini adalah perjuangan, Tiada masa tuk berpangku tangan, Setiap tetes peluh dan
darah, Tak akan sirna ditelan masa, Segores luka di jalan Allah, Kan menjadi
saksi pengorbanan.., Allah adalah tujuan kami, Rasulullah teladan kami, Al-Qur’an
pedoman hidup kami, Jihad adalah jalan juang kami, Mati di jalan Allah
cita-cita kami tertinggi.”
Waduh, jujur deh
kalo dengerin lagu ini speechless alias nggak bisa berkata-kata lagi.
Kita ngakuin deh kalo kita tuh sering kali lupa dengan diri kita sendiri
sebagai seorang Muslim. Hidup kita kayaknya jauh banget deh dari Islam. Sebab,
teorinya sih gampang, praktiknya yang sulit. But, bukan berarti kita lantas
nyerah dong ya. Tapi tetap berusaha untuk bisa menjadikan Rasulullah SAW
sebagai teladan kita.
Oya, Kalo emang
kita kudu meneladani Rasulullah SAW, gimana caranya yang bisa kita lakukan?
Biar kita jadi punya pegangan gitu lho. O gitu ya? Oke, nih saya kasih bocoran
biar bisa lebih terarah dalam mengagumi, mengikuti, dan meneladani Rasulullah
SAW.
Pertama nih,
makna ittiba’ adalah mengikuti syariat yang telah ditetapkan oleh
Rasulullah SAW. Firman Allah SWT:
“...Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang telah dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah...” (al-Hasyr: 7)
So, kalo emang
kita cinta, kagum, dan pengena menjadikan beliau teladan dalam hidup kita, maka
kita kudu ngikutin semua yang dibawa oleh Rasulullah SAW buat kita. Nah, ini
bisa kamu preteli lagi deh dalam pembahasan sebelumnya ya (tentang ngikutin
perintah Rasulullah SAW. Masih di bab ini kok. Biar tambah mantap, coy!)
Kedua, syarat
Islam diturunkan oleh Allah kepada seluruh manusia dengan melihat
kemanusiaannya. Dalam hal ini, syariat tidak mengenal perbedaan suku, bangsa,
bahasa, waktu, dan tempat. Artinya, hukum Islam berlaku bagi seluruh manusia
kapan pun dan dimana pun. Dan tentu saja bakal cocok untuk semuanya.
Jadi nih, kalo
emang mencintai Rasulullah SAW dan meneladaninya, sebenarnya bukan cuma kita
doang. Umat lain juga, selain harus ngakuin Muhammad SAW sebagai Rasulullah,
kudu meneladani beliau dalam syariatnya. Rasulullah SAW bersabda:
“Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, seandainya Musa a.s. masih hidup lalu kalian mengikutinya dan meninggalkan aku, sungguh kalian telah sesat dari jalan yang lurus. Seandainya ia (Musa) masih hidup dan mengetahui kenabianku sungguh ia akan mengikuti aku.” (HR. Ad-Darimiy dalam as-Sunan no. 436)*
Itu sebabnya, ada
kaidah ushul (fiqhi), “syar’u man qablana laisa syar’an lana” (syariat
orang-orang sebelum kita bukanlah syariat bagi kita). Nah, kaidah ini tentu
nggak asal dibuat karena tentunya berdasarkan ijmak para sahabat bahwa syariat
Muhammad SAW merupakan penghapus seluruh syariat terdahulu. Dengan demikan,
Nasrani dan Yahudi, mereka diseru dengan syariat Islam dan diperintahkan untuk
meninggalkan syariat mereka karena Islam telah menghapus (menasakh) syariat
mereka. **
Terus yang ketiga
nih, bahwa ittiba’ alias mengikuti en meneladani Rasulullah SAW
emang sesuai fitrah manusia. Kita perlu memahami bagaimana mengikuti Rasul
dalam melakukan aktivitas kesehariaannya: seperti memperlakukan pekerjaannya,
istri-istrinya, para sahabatnya; termasuk memimpin negara dalam berbagai
urusan, seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, pengadilan, hukum, dan
pemerintahan. Dan, kita pun insya Allah bisa menjadikan beliau sebagai teladan
dalam aktivitas keseharian kita. Siap kan? Insya Allah bisa deh. Oke?
Allah SWT
berfirman:
“Katakanlah (Muhammad), ‘Lika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (Ali Imran: 31)
Tuh, jika kita
benar-benar mencintai Allah, berarti kita kudu mengikuti apa yang disampaikan
oleh Rasulullah SAW. Artinya juga, kalo kita emang mencintai Rasulullah SAW,
seharusnya udah pasti juga kita kudu menjadikan beliau sebagai teladan dalam
kehidupan kita. Itu sebabnya, jangan bilang cinta kepada Rasulullah SAW deh
kalo dalam kenyataannya kita nggak pernah menjadikan beliau sebagai teladan
bagi kehidupan kita. Iya kan? Semoga kita tetap mencintai Rasululah SAW dengan
menjadikan beliau sebagai teladan kita. Bisa kok. Enjoy!
@@@@@@@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar