Guys, jangan pernah ucapkan kata cinta jika kita masih tak bisa memberikan pengorbanan terbesar dalam hidup kita demi yang kita cintai. Jangan sampe keluar kata cinta jika kita tak berani membela yang kita cintai. Sebab, cinta bukan hanya ucapan yang manis di bibir, bukan kata yang kedengarannya indah di telinga, dan bukan pula tulisan yang membuat kita merasa bahagia. Bukan hanya itu. Karena cinta harus diwujudkan dalam perilaku. "Kalimat Sakti" itu harus tercermin dalam perbuatan dan pikiran. Sekali berani bilang cinta, maka seharusnya kita akan berani berkorban, berani membela, dan berani bertanggung jawab terhadap apa yang kita cintai.
Sobat, tolong jangan menggombal atas nama cinta. Jangan pula pura-pura jadi orang yang penuh cinta dengan menipu diri karena sejatinya kita belum sepenuhnya mencintai apa yang kita cintai. Cinta itu bukan main-main. Cinta adalah wujud dari keseriusan kita bahwa
kita akan berusaha melakukan apa saja demi yang kita cintai. Kalo kita mengecawakan yang kita cintai, tentunya cinta kita palsu. Kalo kita mengkhianati apa yang kita cintai, tentunya bukan cinta sejati. Sebab, jika benar-benar cinta kepada apa yang kita cintai, kita nggak bakalan mengecewakan apalagi mengkhianatinya. Tul nggak, sih?
Jangan berani bilang cinta kepada ALLAH SWT, jika kita ternyata masih melanggar aturan-Nya. Sungguh sangat aneh jika kita berani mengatakan cinta kepada Allah sementara kita doyan alias hobi banget menolak perintah-Nya, sementara larangan-Nya malah kita lakukan. Pastinya ada yang error alias tulalit kalo kita bilang "Aku cinta kepada Allah SWT", tapi kelakuan kita nggak mencerminkan kecintaan kita kepada-Nya.
Misalnya nih, kita rajin shalat dan rajin puasa, tapi perintah Allah SWT yang lainnya nggak kita lakukan.Sob, jangan bilang cinta kepada RASULULLAH SAW. jika ternyata kita masih melanggar aturan yang ditetapkan Rasulullah s.a.w. Sebab, apa yang disampaikan oleh Rasulullah s.a.w. sejatinya adalah wahyu dari Allah SWT. Ditegaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya:
"Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru, dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Quran itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)." (an-Najm: 2-4)Kalo kita masih mengumbar hawa nafsu dengan melakukan aktivitas pacaran, berarti selain melanggar aturan Allah SWT, juga melanggar aturan Rasulullah s.a.w. Tentu saja itu nggak mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya. Allah menjelaskan larangan mendekati zina (lihat surah al-Israa' ayat 32). Nah, hadits Nabi juga ada. Beliau Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah tidak melakukan khalwat dengan seorang wanita yang tidak disertai mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiga adalah setan." (HR. Ahmad)Sobat, jangan bilang cinta kepada Rasulullah s.a.w. kalo kita nggak tersinggung ketika ada pihak-pihak yang dengan sengaja melecehkan Rasulullah s.a.w.. Aneh banget kan, kalo kita ngakunya cinta mati sama Rasulullah s.a.w., tapi kita nggak marah ketika ada orang yang menjelek-jelekkan Rasulullah s.a.w..
Terus, jangan pula ngobral bilang cinta kepada ortu kita, jika kita masih suka melawannya, mencelanya, merendahkannya, dan bahkan menghinanya.Bohong banget kalo kita ngaku-ngaku cinta sama ortu kita, tapi setiap ortu minta tolong untuk kebaikan, kita malah menolaknya. Percuma bilang cinta sama ortu, tapi kalo diingetin untuk kebaikan dan kebenaran kita malah menghardiknya. Anak macam apa itu? (Muhasabah diri, yuk!).
Sob, jangan pula kita dengan mudah bilang cinta kepada sesama Muslim kalo praktiknya dalam kehidupan ternyata kita nggak mau bekerja sama saling mengingatkan dalam kebenaran dan saling membantu jika di antara kita mengalami kesusahan. Bohong banget ngaku-ngaku cinta kepada sesama kaum Muslimin, tapi ketika ada saudara seakidah kita minta tolong malah dicuekin. Apalagi sesama aktivis dakwah, mentang-mentang beda kelompok dakwah. Lebih parah lagi jika para aktivis dakwah itu masih sodara kandung. Karena kakaknya beda kelompok dakwah dengan adiknya, lalu ketika mereka membutuhkan pertolongan malah disuruh minta ke temen-temen dari kelompok dakwah masing-masing. Yee.. mana ukhuwahmu? Bohong banget ngaku-ngaku cinta sesama Muslim, tapi dengan sesama kaum Muslimin sendiri nggak mau menolong hanya karena yang akan ditolong beda kelompok dakwah. Kalo gitu caranya, jangan bilang cinta kepada kaum Muslimin. Sadar ye, akhi wa ukhti...Oya, rasa-rasanya kita perlu bertanya kepada diri sendiri, benar nggak sih kita cinta sama diri kita sendiri? Jangan ngaku-ngaku cinta sama diri sendiri jika kenyataannya kita senang menjerumuskan diri dalam bahaya dan kerusakan. Bohong banget bilang cinta ama diri sendiri, tapi setiap hari kita nenggak minuman keras, sering juga mengonsumsi narkoba, tubuh kita dipenuhi tattoo. Bahkan banyak diantara kita yang mengumbar auratnya dan dipajang di sampul majalah porno atau joget-joget kayak cacing kepanasan mempertontonkan keindahan tubuhnya di layar televisi (termasuk mereka yang menjerumuskan tubuh-tubuh mereka dalam perzinaan).
Menurut saya, mereka adalah orang-orang yang nggak cinta pada dirinya sendiri. Kalo dipikir-pikir, memang sih tubuh kita ya, tanggung jawab kita sepenuhnya. Mau diapakan saja terserah kita. Toh, itu tubuh kita. But, kita musti ingat sobat. Bahwa tubuh kita bukan milik kita. Tubuh kita sejatinya milik Allah SWT. Jadi, tuh tubuh musti kita pelihara dan dijaga sesuai aturan dari yang menciptakan kita, yakni Allah SWT.
Termasuk nih, jangan bilang cinta kepada lawan jenis kalo dalam praktiknya ternyata kita malah menodai cinta tulusnya dengan ekspresi cinta yang dilarang agama: gaul bebas dengan lawan jenis bukan mahram dan bahkan sampe berzina. Na'udzubillahi min dzalik!
Bro and Sist, jangan pula bilang cinta sama Islam kalo praktiknya kita malah nggak mau diatur sama aturan Islam. Bahkan mencampakkan ajaran-ajaran Islam. Naif banget, bukan?
Oke deh, moga tulisan saya ini setidaknya bisa ngingetin kita untuk mengevaluasi kehidupan kita: apa benar kita udah cinta banget sama Allah, Rasul-Nya, ortu kita, kaum Muslimin, Islam, kepada lawan jenis, dan cinta kepada diri kita sendiri jika kita masih berperilaku yang justru menggambarkan bentuk pengkhianatan terhadap cinta yang kita ikrarkan?
Semoga kita menjadi orang-orang yang benar-benar mencintai Allah SWT, Rasulullah SAW, Ortu kita, kaum Muslimin, dan diri kita sendiri. Nah, itu harus dibuktikan dalam pikiran dan perbuatan sesuai tuntunan ajaran Islam.Sobat, selamat membaca risalah kecil dan ssederhana dari saya ini dan mengambil mamfaatnya. Semoga kita senantiasa diberkahi oleh Allah SWT dalam kehidupan kita di dunia dan akhirat. Aamiin.
Amiin ya Rabbal 'alamiin...
BalasHapusSubhanallah.. Semoga kita mendapat hidayah untuk dapat termasuk golongan yang Mencinta ... Amin ya rabbal alamin...
BalasHapus