Pujian
 terhadap Nabi Muhammad SAW merupakan satu hal yang dilakukan oleh  sahabat,
 bahkan di hadapan Rasulullah SAW. Di banyak hadist disebutkan bahwa  banyak
 orang dan penyair yang datang kepada Rasul dan mengucapkan syair  yang 
berisikan pujian terhadap Rasulullah SAW, maka Rasul pun menyambut  mereka 
dan menghormati mereka, serta menyambut baik atas pujian mereka.  Sebab 
beliau tahu bahwa mereka melakukan hal tersebut untuk mendapatkan  ridho
 beliau, yang mana mencari ridho Rasul merupakan jalan untuk  
mendapatkan keridhoan Allah Ta’ala. Dan mereka, para sahabat Rasulullah SAW,
  bagaimana tidak memuji Rasulullah SAW, sedangkan Allah sendiri memuji  
Ar-Rasul shallallahu alaihi wasallam.
Kegembiraan
 terhadap kelahiran Rasul merupakan hal yang baik di dalam  syariat. 
Bahkan mengenang kisah kelahiran Nabi atau Rasul merupakan  sesuatu yang
 dicontohkan oleh Allah dalam Al-Quran. Sehingga di dalam  Al-Quran, 
Allah menceritakan tentang kelahiran Nabi Isa alaihi salam,  juga 
tentang kelahiran Nabi Musa alaihi salam. Yang mana Allah  menceritakan 
itu semua secara mendetail. Apabila Allah menceritakan  kisah kelahiran 
mereka para Nabi, maka mengapa kita tidak boleh  mengenang kisah 
kelahiran pemimpin sekalian Nabi dan Rasul?
Rasulullah
 SAW menceritakan bahwa Allah Ta’ala meringankan adzab terhadap  Abu Lahab 
di neraka pada setiap hari Senin, dikarenakan kegembiraannya  atas 
kelahiran Nabi Muhammad SAW sehingga ia membebaskan budaknya yang  bernama 
Ummu Aiman yang membawa kabar gembira tersebut kepadanya. Hadist  ini 
disebutkan di dalam Shahih Al-Bukhori. Padahal Abu Lahab adalah  seorang
 yang kafir yang disebutkan akan kebinasaannya di dalam Al-Quran,  
sehingga turun surat khusus untuk menceritakan tentang kebinasaannya.  
Akan tetapi Allah tidak melupakan kegembiraannya dengan kelahiran Nabi  
Muhammad SAW hingga meringankan adzab baginya setiap hari Senin, hari  
kelahiran Rasulullah SAW.
Maka 
bagaimana halnya dengan seorang hamba yang mukmin, yang seumur  hidupnya
 bergembira dengan kelahiran Rasulullah SAW dan meninggal dalam  keadaan 
Islam? Pastilah derajat yang besar bagi mereka. Sebagaimana  Allah 
berfirman,
“Katakanlah
 (hai Muhammad) bahwa dengan karunia dan rahmat Allah,  maka 
bergembiralah dengan hal itu, itu (kegembiraan kalian) lebih baik  dari 
apa yang mereka kumpulkan.”
Kegembiraan
 dengan rahmat dan karunia Allah dituntut oleh Al-Quran,  dan 
kegembiraan tersebut lebih mahal dan lebih berharga dari apa yang  
dikejar-kejar dan dikumpulkan manusia, baik itu harta ataupun kedudukan.
Karena 
itu, di bulan kelahiran Rasul yang mulia ini, hendaknya kita  memperkuat
 hubungan kita dengan Rasulullah SAW, dengan menghidupkan sunnah  beliau, 
mengenal riwayat hidup beliau, menanamkan kecintaan terhadap  beliau, 
dalam lubuk hati kita serta keluarga kita, menjadikan Rasulullah  
SAW sebagai idola yang tertinggi dan paling dekat dengan umat islam, serta  
memperbanyak shalawat kepada beliau.
Oleh : Habib Jindan bin Naufal Bin Jindan

Tidak ada komentar:
Posting Komentar