A). Profil
Lahir di Pambusuang, 62 tahun silam pada tanggal 24 Agustus
1951, Kampung Para Ulama dan Tokoh Nasional, seperti ulama tersohor KH.
Muhammad Saleh dan KH. Muhammad Tahir Imam Lapeo, dan juga Prof. DR. Baharuddin
Lopa, SH.
Salim S. Mengga adalah anak dari Kolonel Purnawirawan S.
Mengga, yang merupakan Tokoh Militer dan Tokoh Pejuang di Tanah Mandar dan
ibunya bernama Hj. Nyilang., putra kedua dari tiga bersaudara, yaitu:
Syarifah Asia S. Mengga (Almarhumah Istri Prof. DR. Umar Shihab,
MA).
Ir. Aladin S. Mengga (Wakil Gubernur Sulawesi Barat).
Salim S. Mengga mempunyai 3 (tiga) orang anak dari hasil
pernikahannya dengan Hj. Fatmawaty, sosok wanita yang sederhana dan murah
senyum merupakan cucu tokoh terpandang dari daerah Bone Soppeng H. Beddu Solo.
Yaitu:
- Mega Kamila
- Erfan Kamil
- Amira Kamila
Keluarga Salim S. Mengga Alattas |
Darah pejuang yang mengalir deras diurat nadinya, karena ia adalah putra dari Kolonel S. Mengga, Tokoh Militer dan Tokoh Pejuang di Tanah Mandar ini serta “THE FOUNDING FATHER IN POLMAS Peletak Dasar Pembangunan di Polmas” dan Peraih PRASAMYA PURNA KARYA NUGRAHA.
S. Mengga sebagai Bupati Polmas (Sekarang Polman) periode
1980-1990, membuat jargon “Tarrare Di Allo Tammatindo Di Wongi, Mappikkirri
Atuwoanna Paqbanua”. Usai jam kerja di kantor, pantang pulang ke rumah jabatan.
Ia turun ke pelosok, ia mendengar keinginan rakyatnya dan memonitor pelaksanaan
pembangunan yang dicanangkan yaitu tujuh prioritas pembangunan, yakni:
Pertanian, Perkebunan (S. Mengga lah yang memperkenalkan Kakao di Polmas,
termasuk Kelapa Hibryda), Perikanan, dan Tambak, Dunia Usaha (Perdagangan), Pengangkutan
(transportasi), Komunikasi dan Pengembangan Industri Kecil (industri rakyat).
Berkat kerja keras dan senantiasa mengunjungi rakyatnya,
maka pertumbuhan ekonomi Polmas saat itu naik rata-rata 5,67%, sedang income
perkapita penduduk meningkat dari Rp.230.000 (diakhir Pelita III) menjadi
Rp.385.000 sampai Rp.500.000 (diakhir Pelita IV).
Keberhasilan spektakuler itu ditandai dengan Kabupaten
Polmas mendapatkan PRASAMYA PURNA KARYA NUGRAHA.
Peletakan dasar itulah, sehingga tidak heran jika Mayor
Jenderal Salim S. Mengga begitu memahami dan mencintai daerah ini, maka panggilan nuraninya lebih besar untuk
kembali dan membangun kampung halaman, Tanah Mandar tercinta, mengalahkan
daya tarik kerier militer yang dimilikinya saat itu.
Ketaatan beragama, kewibawaan sikap mandiri dan merakyat,
adalah perpaduan dari garis keturunan sang kakek (Bapak dan Ibu S. Mengga),
bernama Sayyid Muhsin Al Attas dan neneknya Hj. Cilla, seorang bangsawan Mandar
dari keturunan Arajang Balanipa ke-12 Pammarica. Sehingga Salim S. Mengga
begitu fasih melantunkan ayat-ayat Al-Quran dan taat menjalankan ibadah shalat
lima waktu, dibanyak tempat sering memberikan cerama-ceramah agama.
Sikap merakyat dan rendah hati, itulah yang menonjol dalam
sikap keseharian Salim S, Mengga, senantiasa mendengarkan keluh kesah para anak
buah, serta bergaul dan bermasyarakat dimanapun dia bertugas.
Maka tidak heran disaat akan meninggalkan pos jabatannya di
tempat tertentu (baik sebagai DanYot Kavaleri Ambarawa, Dandim Demak dll)
sangat dielu-elukan dan di iringi oleh isak tangis para bawahan yang beliau
tinggalkan.
Bahkan ketika Salim S. Mengga menjabat Kasdam IV Diponegoro,
para Ulama se-Jawa Tengah menghadap Panglima, meminta beliau untuk menduduki
jabatan Pangdam IV Diponegoro, hal itu membuktikan bahwa Mayor Jenderal Salim S
. mengga sangat disenangi oleh masyarakat Jawa Tengah khususnya para Kiyai
disana, kerana beliau orang yang dianggap JUJUR DAN MERAKYAT.
B). Riwayat Pendidikan
- SD : Tahun 1964
- SMP : Tahun 1967
- SMA : Tahun 1970
C). Riwayat Pendidikan Militer
- AKABRI : Tahun 1974
- SUSSAARCAB KAVALERI : Tahun 1975
- SUSSPAHARSAT : tahun 1977
- TARDANKI : Tahun 1979
- TARKORBANTEM : Tahun 1981
- SUSLAPA KAVALERI : Tahun 1984
- SUSGUKIL : Tahun 1985
- SESKOAD : Tahun 1990
- SUSGATI SUSPOL : Tahun 1995
- LEMHANAS : Tahun 2001
D). Riwayat Kepangkatan
- Letnan Dua ; 01 12 1974 ; KEP/152/ABRI/1974
- Letnan Satu ; 01 04 1977 ; SKEP/398/IV/1977
- Kapten ; 01 10 1980 ; SKEP/649/X/1980
- Mayor ; 01 04 1985 ; SKEP/420/V/1985
- Letnan Kolonel ; 01 04 1991 ; SKEP/116/III/1991
- Kolonel ; 01 04 1996 ; KEPRES NO.17/ABRI/1996
- Brigadir Jenderal ; 15 03 2001 ; KEPRES RI NO.18/TNI/2001
- Mayor Jendral ; 24 10 2003 ; SKEP Pang. TNI NO.SKEP/342/X/2003
E). Riwayat Jabatan
- Dantor Denkaves DAM XIV Hasanuddin 01-07 1975 SKEP/546/VII/1975
- Dantor IKI 101 Yonkav 10 DAM XIV Hasanuddin 01-10978 SKEP/183/X/1978
- Dankima Yonkav 10 DAM XIV Hasanuddin 01-01 1981 SKEP/OL/I/1981
- Kasi 4 Log Yonkav 10 DAM XIV Hasanuddin 01-06 1983 SKEP/232/VI/1983
- Gumil Gol IV Pusdikkav 01-05 1984 SKEP/216/IV/1984
- Kasi Trakor Dirbinsen Pussenkav 01-09 1985 SPIRIN/711/X/1985
- Wadan Yonkav 2 Serbu DAM IV Diponegoro 01-01 1986 SKEP/199/III/1986
- Kasdim 0711/REM/ 071 DAM IV Diponegoro 01-02 1984 SKEP/216/IV/1989
- Gumil Gol V Pusdikkav 01-06 1990 SKEP/203/V/1990
- Dan Yonkav 2 Serbu DAM IV Diponegoro 01-08 1991 SKEP/320/VIII/1991
- Dandim 0716 Demak REM 073 DAM IV Diponegoro 12-06 1993 SPRIN/811/VI/1993
- WAAS Sospol Kodam IV Diponegoro 01-10 1994 SKEP/390/X/1994
- Assospol Kodam IV Diponegoro 06-12 1995 SKEP/462/XII/1995
- Danrem 141/Toddopuli DAM VII Wirabuana 15-08 1997 SKEP/459/VII/1997
- DAN Pussenkev 15-02 2001 SKEP/99/II/2001
- Kasdam IV Diponegoro 01-02 2003 SKEP/30/II/2003
- Wadan Kodiklat TNI AD 30-10 2003 SPRIN/1669/X/2003
- Pangdam XVI Pattimura
F). Tanda Penghargaan
- Satya Lencana Kesetiaan VIII TH
- Satya Lencana Kesetiaan XVI TH
- Satya Lencana Kesetiaan XXIV TH
- Bintang Kartika Eka Paksi Nararya
- Satya Lencana Dwidya Sistha
- Bintang Yudha Dharma Nararya
Mayjen Salim S. Mengga bersama Ibu Megawati Soekarno Putri sedang mengamati latihan bersama Kavaleri se Asia Tenggara |
Mayjen Salim S. Mengga sedang mempresentasekan format dan strategi pada latihan koordinasi Kavaleri di depan Megawati Soekarno Putri |
Mayjen Salim S. Mengga bersama KASAD Ryamizad Riacudu pada RAKOR Mabes TNI - AD |
G). Kecintaan Pada Daerah Mengalahkan Jabatan
NEKAD…!!! Kata sebagian besar kalangan. Bahkan banyak
yang geleng-geleng kepala hamper tidak percaya…
Ketika Mayor Jenderal Salim S. Mengga mengambil
LANGKAH TEGAS dengan rela meletakkan semua jabatannya sebagai PANGDAM XVI
PATTIMURA maupun pada jabatan WADAN KODIKLAT TNI AD.
Sebagian besar kalangan menyayangkan langkah tersebut,
karena karier militer beliau masih memungkinkan meraih pangkat TIGA BINTANG
(LETNAN JENDERAL).
Ketika sebagian kalangan menanyakan kepada Mayor
Jenderal Salim S. Mengga:
“Apa alasan yang mendasari kepulangan beliau untuk
kembali ke tanah kelahirannya, sementara jabatan kerier militer masih begitu
bersinar?”
Jawaban tegas beliau mengatakan:
“Justru panggilan nurani saya untuk kembali ke
Provinsi Sulawesi Barat, karena daerah ini masih baru dan tidak memiliki
apa-apa… Dengan segala kemampuan yang saya miliki, Insya Allah akan saya
sumbangkan demi kemajuan daerah ini kedepan”
Niat dan Tekad beliau sangat mulia, namun sangat
disayangkan beliau belum mendapat kesempatan.
Sekarang beliau adalah Ketua Umum Kerukunan Keluarga
Mandar Sulawesi Barat (KKMSB) dan Anggota DPR-RI (mewakili daerah pemilihan
Sulawesi Barat).
H). Prof. DR. H. Umar Shihab
Salim S. Mengga dimata seorang Prof. DR. H. Umar Shihab (Tokoh Nasional dan Ketua MUI di Jakarta):
Salim S. Mengga memiliki kewibawaan yang merakyat dan merupakan satu-satunya putra Mandar yang ditetapkan sebagai Pangdam di Indonesia (Pangdam XVI Pattimura). Dan dalam sikap hidup kesehariannya sangat tidak suka kehidupan yang glamour atau hura-hura.
Ada 5 hal yang menonjol pada diri Salim S, Mengga:
- Sederhana dan Merakyat, karena dimanapun dia berada selalu bergaul dan mendekati masyarakat di lingkungannya.
- Taat Beragama.
- Selalu mau belajar.
- Memiliki jiwa kebapakan dan mengayomi.
- Tegas dan bertanggung jawab terhadap amanah yang diemban.
##############################################
Tidak ada komentar:
Posting Komentar