Minggu, 02 Februari 2014

K.H. MUHAMMAD (IMAM DESA)


K.H. Muhammad digelar Annangguru Hamma (Imam Desa Pambusuang), lahir di Jare’je Pambusuang kampung leluhurnya, ayahnya bernama Said bin Adam/Sulung bin K.H. Toa, dan ibunya bernama Afifah Jare’je Pambusuang.

Annangguru Hamma Imam Desa termasuk Ulama besar ra di Pambusuang.

Annangguru Hamma Imam Desa Pambusuang adalah anak kedua dari 7 (tujuh) bersaudara, yaitu:
  1. H. Ayyub (Payinna Juraer)
  2. K.H Muhammad ( beliau Imam Desa)
  3. K.H. Abdullah (Pua' Keba') ayahanda K.H. Suaib (Imam pertama Masjid Raya Suhada Polman)
  4. Fatimah (Istri Tabain)
  5. Ringngang
  6. Salamiah
  7. Abdul Khalik (Ayahanda Tauhid RRI Makassar).
Annangguru Hamma pernah menikah 2 kali, istri pertama bernama Hj. Sitti Aminah (Kanne Ballang Annagguru Towaine Ba’balembang) tidak melahirkan anak.

Istri kedua bernama Hj. Jidara binti Cabung melahirkan 4 anak yaitu:
  • Musjad (suami Hj. Suhaebah Makassar).
  • Rahawiah (istri Annagguru Mudrik Ayyub/Tongguru Mudu) yang pernah menjabat Imam Masjid Kassi Pute dan Kepala Sekolah DDI Ujung Lero.
  • Ragi (Papa Masdaria Pambusuang), dan
  • Mawi suami Nur ilang binti Tandung (Andaengna Yasil Pambusuang).

Annangguru Hamma Imam Desa Pambusuang adalah seorang guru pengajian faham kitta’ ussul (Ilmu Kalam), kitab kuning, nahwa arab, ahli tajwid, ahli hikmah, ilmu mantik, tafsir, fiqhi, dan penulis doa doa wirid, puji-pujian shalawat, qasidah, sarapa dan kitta’ ukir serang dan beliau adalah salah satu guru Prof. Dr. H. Baharuddin Lopa, SH.

Annangguru Hamma Imam Desa Pambusuang diangkat menjabat Imam Masjid Besar At-Taqwa Pambusuang pada tahun 1960-1968. Beliau juga pernah menjadi PPN (Pegawai Pencatat Nikah) dan Wali Hakim Gaib, dan memimpin pengajian di masjid.

Annagguru Hamma Imam Desa Pambusuang berguru pada Syekh K.H. Abdul Salam bin K.H. Toa (Kanne Buta) Imam Pambusuang pada tahun 1882-1902 dalam bidang Tasawwuf (Tassofu Mammassang). Kemuduian Syekh K.H. Sahabuddin bin Bhukhari bin K.H. Toa (Annangguru Hawu) Imam Pambusuang pada tahun 1922-1934 dalam bidang Ilmu Tauhid, Ilmu Kalam, Nahwu Arab dan Tarekat. Kemudian Habib Hasan bin Alwi Bin Sahl (Puang Lero) Imam Pambusuang pada tahun 1934-1944 dalam bidang Ilmu Tauhid, Tafsir, Fiqhi, Ilmu Mantik dan Tarekat. Kemudian ayahnya sendiri dalam bidang Tajwid Sara’ baca dan lagu lagu alquran, dll.

Annagguru Hamma Imam Desa Pambusuang berkiprah dalam dunia keulamaan bersama dengan ulama-ulama Pambusuang, diantaranya K.H. Suyuti bin Badar (Imam Napo), Habib Thoha bin Muhammad Almahdaly (ayahanda Habib Djafar Thoha Mahdaly), K.H. Muhammad Shaleh bin H. Hida (Ayahanda K.H. Ilham Shaleh), K.H. Ismail (Annangguru Sumail), K.H. Abdul Hafid bin H. Giling, K.H. Hadi bin K.H. Abdul Salam bin K.H. Toa (Ayahanda H. Ihsan), K.H. Abdullah Said (saudara beliau), K.H. Jalaluddin Alwi (Papa Dalang), K.H. Ahmad bin K.H. Alwi (Imam Janggo), K.H. Abdul Razaq bin Mustaqim, K.H. Abdul Gani (ayahanda K.H. Sauqaddin Gani), K.H. Jalaluddin Gani (Kadi Balanipa), dan masih banyak yang lain.

Annangguru Hamma Imam Desa Pambusuang punya kebiasaan dan menjadi rutinitas dan mungkin juga menjadi salahsatu olahraga beliau yaitu setiap pagi setiap selesai melaksanakan sholat subuh di masjid Pambusuang, beliau selalu berjalan kaki berkeliling disekitaran desa Pambusuang, dan beliau selalu berpakaian bersih, beliau memiliki postur tubuh yang tinggi, kata ibunda saya yang katanya sering melihat beliau langgar di depan rumahnya di Parappe.

Annangguru Hamma Imam Desa Pambusuang juga kalau bulan puasa (ramadhan), setiap akan sudah masuk waktu sholat isya dan tarwih, beliau berangkat dari rumahnya dengan berpakaian rapi dan bersih dengan pakaian baju kurung (Gamis), jubah, surban yang dililitkan di kepala, dan sebuah lentera di tangan (Lampu Gas) untuk menuju ke masjid Pambusuang, menurut cerita A'ba Elo (menantu K.H. Abdul Gani) kepada anaknya dan anaknya bercerita pada saya.

Dan masih banyak cerita tentang amalan baik beliau dari masyarakat Pambusuang yang belum sempat dituliskan di blog sederhana ini.

Annangguru Hamma Imam Desa Pambusuang wafat di Pambusuang pada tahun 1988 dan dikebumikan di samping Masjid At-Taqwa Pambusuang. Dalam riwayat, umur beliau sekitar 80-an tahun.

sumber: Hasil wawancara dengan Silmi seorang warga pambusuang (masih cucu beliau), a'ba lero dan ibunda saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar