Minggu, 03 November 2013

CINTA KEPADA RASULULLAH SAW. "TAPI"


NGGAK MAU KENAL PRIBADINYA

Kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Bener juga sih kalo mau dipikir-pikir. Gimana nggak, orang kalo kita di kendaraan umum kayak di bis or lagi di kereta api, kita cengok saja sendirian kalo pas nggak ngajak teman jalan bareng. Banyak orang sih di sekitar kita. Tapi yang terjadi kan masing-masing sibuk dengan urusannya. Boro-boro sayang ama kita, orang kenal saja nggak. Kadang sekadar nyapa pun nggak kita lakukan, kecuali kalo ada yang duluan nyapa kita sekadar basa-basi Bener apa bener?

Padahal nih ya, siapa tahu di antara puluhan orang yang lagi ada di sebuah gerbong kereta api, mungkin saja ada orang yang sebenarnya istimewa. Cuma, karena kita nggak kenal, ya adem-adem saja. Beda banget kan kalo misalnya yang ada di gerbong kereta tuh orang terkenal. Minamal tahu kalo doi tuh namanya si anu dan memiliki kemampuan tertentu yang kita kenal. Pernah lho, ada kejadian waktu seseorang di kapal ferry, ternyata di ruangan yang sama dengan salah satu artis top ibu kota. Eh, karuan saja banyak penumpang yang akhirnya ngerubutin pengen nanya, nyapa, dan bahkan foto bareng segala dengan doi. Hehehe… itu resiko jadi terkenal. Bahkan bisa saja orang kemudian penasaran pengen tahu pribadinya. Iya kan?

Rasulullah SAW terkenal di dunia
Sob, kalo kita ngeh dan tahu, Rasulullah s.a.w. tentu lebih terkenal. Emang sih, kita tahu juga soal Muahammad s.a.w. Setiap Muslim insya Allah tahu betul kalo Nabi Muhammad s.a.w. adalah Rasulullah. Maklumlah, setiap bulan Rabiul Awwal di masyarakat kita suka diadain peringatan Maulid Nabi. Yup, bulan Rabiul Awwal adalah satu dari 12 bulan dalam kalender Qamariah yang kayaknya  kita apal banget.

Eh. Kalo ngomongin Maulid, jadi KLBK alias Kenagan Lama Bangkit Kembali. Bukan apa-apa, sejak masih bocah sampai sekarang, ingat saya tentang bulan Rabiul Awwal atau bulan Maulid ini adalah soal makanan. Suer, pengalaman saya waktu masih bocah dulu emang bulan Maulid identik dengan bagi-bagi makanan, tepatnya tuker-tukeran makanan yang kita bawa dari rumah setelah dikumpulin di masjid atau sekolah.

Biasanya, sambil nungguin jatah kue, kita duduk rapih dan tenang menyimak ceramah tentang perjalanan hidup Rasulullah s.a.w. Mulai masa kecilnya, masa remaja, pernikahannya dengan Khadijah r.a., dan istri lainnya, terus cerita ketika menerima wahyu pertama, sampai berdakwah di Mekah, lalu hijrah ke Madinah sampai wafatnya. Waduh, kalo Pak Ustadz udah ceramah soal ini, kayaknya kita sampe apal betul titik-komanya. Bukan apa-apa, saking seringnya diulang-ulang, tuh! (mungkin ada yang bosen kali yee, hehehe…)

Maaf lho, meski demikan bukan maksud kita mengecilkan peran yang ngasih ceramah. Nggak, kita nggak ada maksud menyepelekan beliau-beliau. Justru kita malah kudu berterima kasih kepada mereka yang telah mengenalkan Islam kepada kita. Utamanya kita bisa mengenal junjungan kita, Nabi Muhammad s.a.w. Nah, dalam tulisan ini saya ingin mengajak anda supaya berpikir lebih menembus batas (ciee..ini bukan iklan, lho).  Artinya, kita emang wajib tahu luar-dalam pribadi Rasulullah s.a.w. Coz, kalo kita udah mengenal seluk-beluk Rasulullah s.a.w. dengan detail, insya Allah kita bakal menemukan sosok beliau yang bukan hanya sebagai seorang Nabi dan Rasul, tetapi sebagai seorang pemimpin kaum Muslimin yang layak diacungi jempol. Berikutnya, kita bakal menjadikan beliau sebagai teladan yang baik dalam kehidupan kita.

Sobat, untuk melukiskan tentang akhlak Baginda Nabi, kayaknya nggak cukup hanya dengan satu artkel di tulisan sederhana ini. Suer, nggak cukup. Sebab, pribadi yang agung dan mulia ini telah begitu banyak memberikan perubahan yang besar dalam tata kehidupan umat manusia di dunia ini. Paling-paling cuma beberapa kejadian atau peristiwa saja yang bisa kita tulis disini, selebihnya, kita nggak bisa melakukan dengan kata-kata. Tentu, karena saking mulianya Beliau. Sampai-sampai penuls buku Seratus Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia, Michael Hart, menyebutkan, “Dia (Muhammad saw) adalah orang yang paling berpengaruh sepanjang sejarah kehidupan manusia lebih dari Newton dan Yesus atau siapa pun di dunia ini.”

Karena itu pula Dr. Ahmad Muhammad al-Hufy, sebelum meulis Min Akhlak an-Nabiy, bertutur penuh kerendahan hati, “Ya Rasulallah, junjunganku! Apakah kata-kata yang tak berdaya ini mampu mengungkapkan ketinggian dan keluhuranmu? Apakah penaku yang tumpul ini dapat menggambarkan budi pekertimu yang mulia? Bagaimana mungkin setetes air akan sanggup melukiskan samudra yang luas? Bagaimana mungkin sebutir pasir akan mampu menggambarkan gunung yang tinggi? Bagaimana mungkin sepercik cahaya akan dapat bercerita tentang matahari? Sejauh yang dapat dicapai oleh sebuah pena, hanyalah isyarat tentang keluhuran martabatmu, kedudukanmu yang tinggi, dan singgasanamu yang agung.”

Itulah alasannya, Rasulullah memang sosok yang agung, mulia, dan bermartabat tinggi. Agak sukar bagi kita untuk menjelaskannya dengan amat detail. Sekadar contoh, Ali bin Abi Thalib r.a. pernah ditanya oleh seseoarang dari kalangan Yahudi tentang akhlak Nabi. Apa reaksi Ali? Beliau malah balik bertanya, “Lukiskan keindahan dunia ini dan aku akan gambarkan kepada anda tentang akhlak Nabi Muhammad s.a.w.” Lelaki Yahudu itu berkata, “Tidak mudah bagiku,” Ali menukas, “Engkau tidak mampu melukiskan keindahan dunia, padahal Allah telah menyaksikan betapa kecilnya dunia ketika berfirman:
“…Katakanlah, Kesenangan di dunia ini hanya sedikit…” (an-Nisaa’ : 77)

Perkataan Ali bin Abi Thaib r.a. seperti itu sekadar untuk menggambarkan bahwa akhlak Rasulullah s.a.w. betapa tinggi dan agungnya sehingga sulit baginya untuk menjelaskan dengan kata-kata. Bisa dipahami memang, sebagai sosok yang mampu mengubah peradaban manusia, mana mungkin akhlak Nabi bejat dan amburadul. Naudzubillahi min dzalik. Rasulullah s.a.w. jelas terhindar dari sifat tercela dan rendah. Bahkan Allah SWT memujinya dalam Al-Qur’an.
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (al-Ahzab: 21)
Juga dalam firman-Nya:
“Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur.” (al-Qalam: 4)

Sob,  Nabi kita Muhammad SAW. Adalah sosok pribadi yang hebat dan keren banget. Maka, sekarang adalah saatnya untuk mulai mengenal pribadi Rasulullah s.a.w.. Belum terlambat bangat kok untuk kenal pribadinya, biar kita tahu dan tentu mencintai dan menyayangi Beliau juga. Jujur, kita nggak bakalan kenal Islam, kalo Beliau nggak membawa pertama kali risalah Islam dari Allah SWT untuk umat manusia ini. Kita yang hidup di zaman sekarang,tentu nggak ketemu Rasulullah s.a.w., tapi kita bisa kenal Islamyang diajarkan oleh Beliau melalui para pewaris kenabiannya, yakni para Ulama. Alhamdulillah, kita pantas berbahagia dan bersyukur karena kita bias menjadi pengikut Nabi Muhammad s.a.w.

Cuma masalahnya nih, meski demikian ternyata banyak kaum Muslim yang nggak kenal lebih jauh dan dalam tentang Rasulullah s.a.w. Kecuali beberapa informasi yang umum saja seperti nama orang tua Beliau, tahun kelahirannya, sedikit tentang akhlaknya, dan perjuangan dakwahnya di Mekah dan Madinah. Tapi, kepribadian dan kehidupan beliau lebih detail, jarang ada kaum Muslimin yang tahu: berapa istrinya, namanya siapa saja; nama anak-anak beliau siapa saja; bagaimana perjuangan beliau menegakkan Islam yang beliau lakukan; tugasnya sebagai kepala Negara Islam; bagaimana cara beliau memimpinnya; dsb.. Sangat boleh jadi, malah ada yang nggak mau tahu. Wah, kalo yang nggak mau tahu itu lebih parah dari meeka yang sekadar belum tahu. Sebab, kalo belum tahu bias belajar untuk tahu. Tapi kalo meeka yang nggak mau tahu, dikasih info dan diajarin juga nggak bakalan mempan.

Nah, satu-satunya cara untuk mengenal pribadi Nabi Muhammad SAW adalah dengan mempelajari dan memahami krhidupan beliau. Insya Allah udah banyak buku yang mengupas keagungan pribadi Rasulullah s.a.w. Kamu bias belajar dari situ. Di tulisan ini, sekadar ingin mengingatkan atau melecut kesadaran kamu semua bahwa kita nggak layak bilang cinta kepada Rasulullah s.a.w. kalo ternyata pada praktiknya, kita sama sekali nggak mau mengenal pribadinya. Padahal tak kenal maka tak saying. Semoga kita bukan termasuk golongan orang-orang yang melupakan Rasululluah SAW. Jadi, yuk kita belajar mengenal pribadi Rasulullah SAW. Jangan sampe ingatan dan lidah kita Cuma fasih mengabsen nama-nama selebritis di dunia hiburan lengkap dengan informasi pribadinya dan sepak terjang kehidupannya. Iya apa iya?

 

 

BERANI MENOLAK PERINTAHNYA

Sobat, pantes nggak sih kalo kita menolak perintah kebaikan dari ortu? Kalo kita menolak perinyah kebaikan dari ortu berarti kita telah melawannya. Misalnya saja, kita diminta untuk shalat, eh kita malah ngamuk-ngamuk nggak mau. Sebenarnya hal itu bukan Cuma menolak perintah ortu, tapi sekaligus menolak perintah Allah SWT dan Rasul-Nya. Ati-ati ya, Sob!

Rasulullah s.a.w. telah membawa risalah Allah SWT ini untuk umat manusia. Penuh cinta beliau sampaikan untuk umat manusia di seluruh dunia ini. Seperangkat aturan dari Allah SWT beliau sampaikan, baik melalui Al-Qur’an maupun hadits. Harapannya, agar seluruh umat manusia sadar dengan status dirinya sabagai hamba Allah SWT.

Keberadaan Rasulullah SAW harus kita akui sebagai manusia pilihan Allah untuk menyampaikan risalah Islam yang agung ini. Itu artinya, kalo kita menolak keberadaan beliau, berarti secara nggak langsung udah menolak juga kebradaan Allah SWT. ih, jangan sampe deh kamu punya pikiran kayak gitu!

Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT
Sobat, kamu percaya nggak kepada kepala sekolah di sekolahmu? Kemunkinan besar pasti pada bilang percaya. Percaya kepada kepala sekolah bukan cuma kepada keberadaannya sebagai penanggung jawab pendidikan di sekolah, tapi juga sekaligus percaya kepada keputusannya, percaya kepada peraturannya, dan juga percaya kepada orang-orang yang menjadi kepercayaan kepala sekolah dalam menyampaikan sosialisasi dari aturan yang ditetapkan kepala sekolah. Betul apa benar?

Itu sebabnya nih, kalo kita cuma percaya kepada kepala sekolah, sementara aturannya nggak kita akui dan orang-orang yang diberi wewenang untuk menyampaikan perturan sekolah sama sekali tak kita   percayai, itu sama saja kita nggak percaya sama kepala sekolah.

Nah, begitu pula dengan keberadaan Allah SWT dan Muhammad SAW. Kita percaya kepada Allah SWT tentu udah satu paket bahwa bukan cuma percaya keberadaan Allah SWT saja, tapi juga wajib percaya kepada aturan-Nya, dan juga orang-orang pilihan-Nya, yakni para Nabi dan Rasul. Jadi, kalo untuk kita, kaum Muslimin, berarti kita wajib percaya kepada Muhammad SAW. Karena beliau adalah utusan Allah SWT yang terakhir untuk umat manusaia.

Itu artinya, kalo kita mengakui sepenuh hati bahwa Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT, maka semua aturannya, baik yang bersifat perintah maupun larangan harus kita perhatikan. Kalo perintah (bisa wajib dan bisa Sunnah), kita harus berusaha untuk melaksanakannya. Terutama yang wajib. Begitu pun dengan larangan dari beliau (baik yang haram maupun makruh), kita harus berusaha untuk menghindarinya. Sebab, seruan Allah SWT kepada Rasul-Nya adalah seruan juga bagi umatnya. Tentu, dengan beberapa ketentuan yang mengikat dan diberi catatan khusus. Para ulama kemudian memberikan batasan dengan kaidah fiqih, “Seruan bagi Rasulullah adalah seruan juga bagi umatnya, kecuali ada dalil yang mengkhususkannya.” Misalnya, seruan berupa perintah menikah. Kalo untuk Rasulullah SAW boleh menikahi wanita lebih dari empat, sementara kita umatnya, kalo sangat mampu sekalipun, tetap dibatasi hanya boleh empat wanita saja. Ini satu contoh, masih banyak contoh lainnya seperti sholat tahajud bagi Rasulullah SAW tuh wajib. Bagi kita umatnya, hanya sunnah saja dihukuminya.

Lagian kita juga mesti nyadar diri bahwa apa yang dibawa Rasulullah saw. tuh hakikatnya berasal dari Allah SWT. Firman Allah SWT:
“Kawaanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru, dan tidaklah yang diucapkannya itu(Al-Qur’an) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Qur’an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (an-Najm: 2-4)

Dalam ayat lain, Allah SWT menjelaskan firman-Nya:
“…Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya.” (al-Hasyr: 7)

Bro and Sist, dengan dua ayat ini rasa-rasanya kita pantas takut kalo sampe ngelanggar perintah dari Rasulullah saw. sebab, hakikatnya adalah perintah dari Allah SWT. Maka, biar kita nggak salah jalan dalam hidup ini, selain mempelajari Al-Qur’an, juga mesti gaul ama hadits-hadits Rasulullah saw. Bukan apa-apa, karena ada kalanya penjelasan Allah SWT nggak kita temukan dengan mudah di Al-Qur’an, tapi bisa kita dapatkan di hadits Rasulullah saw. Contohnya adalah perintah shalat (baik yang wajib lima waktu maupan shalat sunnah seperti tahajud), tapi perintah itu nggak dijelaskan dengan detail tata caranya. Tapi dalam hadits, Rasulullah saw. menjelaskan sabdanya:
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian menyaksikan (cara) aku shalat.”

Nah, kalo pengen lebih detail lagi tentang bagaimana cara takbir, cara rukuk, cara sujud, bacaannya, waktunya, dan sejenisnya kita bias cari di buku-buku fiqih. Para ulama udah ngasih kemudahan kita lewat ijtihad yang dilakukannya ketika memahami dalil syara’ dari Al-Qur’an dan as-Sunnah ini. Ini baru perintah Shalat loh. Masih banyak perintah Rasulullah saw. lainnya. So, kalo sampe kita nggak ngeh atau malah dengan terang-terangan menolak berarti kita melawannya. ih, naudzubillahi min dzalik. Itu artinya, nggak usah ngaku-ngaku bilang cinta kepada Rasulullah saw. kalo aturannya nggak kita perhatikan. Perintahnya nggak kita ikuti, malah sebaliknya larangan beliau yang kita kerjakan. Waduh, nggak banget deh! Semoga kita jadi orang yang taat kepada Rasulullah saw. dan tentu juga kepada Allah SWT. Oke?.

 

 

NGGAK TAHU PERJUANGAN DAKWAHNYA

Non, masak kita Cuma tahu perjuangan seleb dalam menempuh kariernya di dunia hiburan sementara perjuangan dakwah Rasulullah SAW sama sekali nggak kita tahu. Duh, kebangetan nggak, sih?

Saya pernah menyimak program acara di sebuah televisi swasta, nama  acara itu Kisah Selebritis. Tayangan itu berkisah tentang perjuangan hidup salah seorang seleb terkenal di negeri  ini. Meski nggak terlalu detail mengungkap kehidupannya, pemirsa disuguhi tentang semangat juang seleb tersebut sebelum menjadi orang yang terkenal di dunia hiburan. Pemirsa jadi tahu siapa dirinya sebelum jadi seleb dan bagaimana kerasnya perjuangan untuk bias eksis di dunia hiburan.

Ehm, nggak salah juga sih kalo kamu tahu soal itu. Toh, kita memang perlu melihat keberhasilan atau mungkin kegagalan orang lain untuk kita jadikan sebagai pelajaran berharga bagi kehidupan kita. Sebagai tambahan wawasan, boleh-boleh saja sih kita mengetahui perjuangan orang-orang terkenal. Siapa tahu bias menjadi inspirasi buat kehidupan kita. Tul, nggak?

Cuma ironis saja sih, kalo kita semangat menyimak perjuangan hidup selebritis di dunia hiburan atau di dunia politik dan sebagainya sementara perjuangan dakwah Rasulullah SAW nggak membuat kita tergerak untuk pengen tahu. Ironis? Ya iyalah, abisnya kan kalo kita sebagai Muslim ngaku-ngaku bahwa Rasulullah SAW adalah orang yang kita cintai, tapi perjuangan beliau dalam mendakwahkan Islam nggak kita tahu, jadi gimana gitu lho. Sebab, kalo kita mengetahui bagaimana pedih dan perihnya perjuangan dakwah beliau dalam menyabarkan Islam, kita akan merasa bersyukur karena saat ini kita hanya tinggal mencicipi hasil perjuangan beliau. Buktinya, kita jadi Muslim. Kita jadi orang yang insya Allah berharga di hadapan Allah SWT.

Coba deh, berhenti sejenak dan merenung. Andai saja Rasulullah SAW nggak mengemban dakwah Islam, mungkin akan banyak orang yang nggak kenal Islam, termasuk kita. Karena Islam nggak akan tersebar seperti sekarang ini. Itu sebabnya, kita pantas berbahagia dan bersyukur kepada Allah SWT. itu artinya pula, kita sudah seharusnya memang mencintai Rasulullah SAW. Bukan begitu sobat?

Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW Untuk Kita
Bro, kamu pasti saying dan cinta sama ortu kamu ya? Tentu dong ya. Sebab, ayah kita berjuang dengan sekuat tenaga dan kemampuan demi menghidupi keluarga yang menjadi tanggungan beliau, yakni ibu kita dan kita sebagai anak-anaknya. Perjuangan ayah kita harus kita hargai dan tentu kita dukung. Hujan dan panas bukan halangan bagi ayah kita untuk terus berjuang menghidupi keluaga. Wuih, pasti bangga dong sama ayah kita. Lebih bangga lagi  dan bakalan tambah cinta kalo kita tahu bagaimana ayah kita berjuang untuk kita, Iya kan?

Terus, kita juga pasti saying dan cinta kepada ibu kita dan akan makin cinta manakala kita tahu betul bagaimana perjuangan ibu dalam merawat kita dari kecil hingga segede gini. Iya kan? Kita makin sayang sama ibu kalo kita tahu bagaimana perjuangan ibu ketika melahirkan kita, mengurus kita saat masih bayi, membimbing kita menjalani hari-hari bersamanya. Subhanallah. Pokoknya kalo kita tahu perjuangan ibu kita, kita bias makin cinta. Termasuk sebaliknya, kalo kita cinta sama ibu, berarti kita akan berusaha untuk empati dengan ibu dan berusaha untuk tahu perjuangannya membesarkan kita. Tul nggak sih?

Nah, jalan pikiran yang sama bias kita terapkan dalam mencintai Rasulullah SAW. Kalo emang cinta banget sama Rasulullah SAW, biasanya kita akan mengetahui seluruh sisi kehidupannya, termasuk perjuangan dakwahnya. Oya, termasuk kalo kita udah tahu bagaimana perjuangan dakwah Rasulullah SAW dalam menyebarkan Islam, kita akan kian cinta dan saying sama beliau. Itu sebabnya, menurut saya, kalo emang kita cinta sama Rasulullah SAW, seharusnya kita berusaha untuk tahu tentang kehidupannya dan juga perjuangan dakwahnya. Sebab, tentu lucu banget ketika kita bilang cinta kepada Rasulullah SAW, tapi kita nggak tahu bagaimana perjuangan dakwah Rasulullah SAW dalam menyebarkan Islam. Betul nggak?

Oya sobat, perjuangan dakwah Rasulullah SAW adalah bagian dari upaya beliau atas perintah dari Allah SWT untuk menyebarkan Islam kepada seluruh umat manusia, termasuk kita tentunya. Firman Allah SWT:
“Dan kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (al-Anbiyaa’: 107)

BTW alias by the way, perjuangan dakwah Rasulullah SAW tuh nggak berjalan mulus, lho. Tapi banyak kendala, rintangan, banyak ancaman dari orang-orang yang menolak dakwah beliau. Padahal, perjuangan dakwah beliau ini untuk kebaikan umat manusia. Kita saat ini udah jadi Muslim berkat dakwah Rasulullah SAW dan juga para penerusnya. Boleh dikata tinggal enaknya saja, gitu lho. Itu sebabnya, kalo kita sama sekali nggak ngeh dengan perjuangan dakwah Rasulullah SAW, apalagi nggak mengakui perjuangan dakwah beliau dan para sahabat serta penerusnya, sama saja nggak sepenuh hati mencintai Rasulullah SAW. Kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Iya kan? Kalo kita kenal pribadi Rasulullah SAW, tahu perjuangan dakwah beliau dalam menyebarkan Islam, insya Allah kita akan makin sayang dan makin cinta kepada beliau. Sumpah! Lagian, apa kita nggak merasa harus bersyukur dengan kondisi kita yang saat ini udah menerima Islam dengan gampang? Itu salah satu bukti kalo perjuangan dakwah Rasulullah SAW emang buat seluruh umat manusia, termasuk kita. Catet dan inget-inget serta pahami ya. Makasih.

So, jangan bilang cinta sama Rasulullah SAW ya kalo ternyata kenyataannya kita malah nggak tahu perjuangan dakwah Rasulullah SAW. Lebih parah kalo sampe kita nggak mau mengakui perjuangan dakwah Rasulullah SAW. Duh, jangan sampe deh kita punya pikiran kayak gitu. Yuk, kita berdoa dan berusaha agar tetap bisa mencintai Rasulullah SAW sepenuh hati kita. Aamiin.

 

 

TAK PERNAH MENJADIKANNYA TELADAN

Siapa idola kamu? Irwansyah? Acha Septriasa? Vicky Nitinegoro? Nirina Zubir? Mandra? Omas? Atau, striker imut milik klub Barcelona, Lionel Messi itu? Mmm… atau bintang Real Madrid asal Portugal, Cristiano Ronaldo yang berjuluk Rocket Ronaldo karena kecepatannya menggiring bola? Mungkin untuk Jackmania ngefans sama Hamka Hamzah? Yayaya… seleb yang diabsen barusan sih biasa deh. Sumpah, belum ada apa-apanya (sori ye, bukan maksud merendahkan). Emang sih, mereka terampil dibidangnya masing-masing. Nggak salah juga kalo kita tahu mereka dan mungkin saja membuat kita bisa ngambil pelajaran dari mereka. Tapi dengan catatan, yang baiknya kita ambil, yang buruknya kita buang, Standar untuk nentuin baik-buruknya adalah Islam. Oke?

Sobat, ngomong-ngomong soal idola, saya jadi kepikiran nih sama idola sepanjang masa, dan kaum Muslimin pastinya harus menjadikan beliau sebagai teladan. Meski udah wafat, tapi kharismanya masih bersinar. Tak pupus oleh waktu. Siapakah Dia?

Ya, betul! Dia adalah Muhammad Rasulullah SAW. Kamu pintar deh. Bener. Rasulullah SAW udah diset oleh Allah SWT agar menjadi teladan bagi seluruh umat manusia. Beda banget dengan idola-idola yang selama ini ada dan diidolakan kebanyakan manusia. Lagian, nggak ada jaminan dari Allah SWT kalo mereka harus diidolakan. Tapi khusus untuk Rasulullah SAW, Allah SWT menjelaskan dalam Firman-Nya:
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladang yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (al-Ahzab: 21)

Tuh, jaminan langsung dari Allah SWT. Gimana nggak oke, Bro. Itu artinya, kebenaran dan kebaikan emang jaminan mutu. Bukan katanya. Tapi udah jelas faktanya. So, nggak diragukan lagi sebagai tokoh yang pantas kita jadikan teladan. Setuju kan?

Cinta Rasulullah SAW? Teladani Beliau!
Boys and girl, pernah dengar lagu Bingkai Kehidupan milik grup nasyid Shoutul Harakah? Wah, tuh lagu Alhamdulillah bikin kita jadi “on” kalo lagi lemas. Abisnya diingetin sih, terutama tentang prinsip hidup yang menjadikan Rasulullah SAW sebagai Qudwah alias teladan. Kayag gini nih penggalan syairnya, “Mengarungi samudra kehidupan, Kita ibarat para pengembara, Hidup ini adalah perjuangan, Tiada masa tuk berpangku tangan, Setiap tetes peluh dan darah, Tak akan sirna ditelan masa, Segores luka di jalan Allah, Kan menjadi saksi pengorbanan.., Allah adalah tujuan kami, Rasulullah teladan kami, Al-Qur’an pedoman hidup kami, Jihad adalah jalan juang kami, Mati di jalan Allah cita-cita kami tertinggi.”

Waduh, jujur deh kalo dengerin lagu ini speechless alias nggak bisa berkata-kata lagi. Kita ngakuin deh kalo kita tuh sering kali lupa dengan diri kita sendiri sebagai seorang Muslim. Hidup kita kayaknya jauh banget deh dari Islam. Sebab, teorinya sih gampang, praktiknya yang sulit. But, bukan berarti kita lantas nyerah dong ya. Tapi tetap berusaha untuk bisa menjadikan Rasulullah SAW sebagai teladan kita.

Oya, Kalo emang kita kudu meneladani Rasulullah SAW, gimana caranya yang bisa kita lakukan? Biar kita jadi punya pegangan gitu lho. O gitu ya? Oke, nih saya kasih bocoran biar bisa lebih terarah dalam mengagumi, mengikuti, dan meneladani Rasulullah SAW.

Pertama nih, makna ittiba’ adalah mengikuti syariat yang telah ditetapkan oleh Rasulullah SAW. Firman Allah SWT:
“...Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang telah dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah...” (al-Hasyr: 7)

So, kalo emang kita cinta, kagum, dan pengena menjadikan beliau teladan dalam hidup kita, maka kita kudu ngikutin semua yang dibawa oleh Rasulullah SAW buat kita. Nah, ini bisa kamu preteli lagi deh dalam pembahasan sebelumnya ya (tentang ngikutin perintah Rasulullah SAW. Masih di bab ini kok. Biar tambah mantap, coy!)

Kedua, syarat Islam diturunkan oleh Allah kepada seluruh manusia dengan melihat kemanusiaannya. Dalam hal ini, syariat tidak mengenal perbedaan suku, bangsa, bahasa, waktu, dan tempat. Artinya, hukum Islam berlaku bagi seluruh manusia kapan pun dan dimana pun. Dan tentu saja bakal cocok untuk semuanya.

Jadi nih, kalo emang mencintai Rasulullah SAW dan meneladaninya, sebenarnya bukan cuma kita doang. Umat lain juga, selain harus ngakuin Muhammad SAW sebagai Rasulullah, kudu meneladani beliau dalam syariatnya. Rasulullah SAW bersabda:
“Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, seandainya Musa a.s. masih hidup lalu kalian mengikutinya dan meninggalkan aku, sungguh kalian telah sesat dari jalan yang lurus. Seandainya ia (Musa) masih hidup dan mengetahui kenabianku sungguh ia akan mengikuti aku.” (HR. Ad-Darimiy dalam as-Sunan no. 436)*

Itu sebabnya, ada kaidah ushul (fiqhi), “syar’u man qablana laisa syar’an lana” (syariat orang-orang sebelum kita bukanlah syariat bagi kita). Nah, kaidah ini tentu nggak asal dibuat karena tentunya berdasarkan ijmak para sahabat bahwa syariat Muhammad SAW merupakan penghapus seluruh syariat terdahulu. Dengan demikan, Nasrani dan Yahudi, mereka diseru dengan syariat Islam dan diperintahkan untuk meninggalkan syariat mereka karena Islam telah menghapus (menasakh) syariat mereka. **

Terus yang ketiga nih, bahwa ittiba’ alias mengikuti en meneladani Rasulullah SAW emang sesuai fitrah manusia. Kita perlu memahami bagaimana mengikuti Rasul dalam melakukan aktivitas kesehariaannya: seperti memperlakukan pekerjaannya, istri-istrinya, para sahabatnya; termasuk memimpin negara dalam berbagai urusan, seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, pengadilan, hukum, dan pemerintahan. Dan, kita pun insya Allah bisa menjadikan beliau sebagai teladan dalam aktivitas keseharian kita. Siap kan? Insya Allah bisa deh. Oke?

Allah SWT berfirman:
“Katakanlah (Muhammad), ‘Lika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (Ali Imran: 31)

Tuh, jika kita benar-benar mencintai Allah, berarti kita kudu mengikuti apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW. Artinya juga, kalo kita emang mencintai Rasulullah SAW, seharusnya udah pasti juga kita kudu menjadikan beliau sebagai teladan dalam kehidupan kita. Itu sebabnya, jangan bilang cinta kepada Rasulullah SAW deh kalo dalam kenyataannya kita nggak pernah menjadikan beliau sebagai teladan bagi kehidupan kita. Iya kan? Semoga kita tetap mencintai Rasululah SAW dengan menjadikan beliau sebagai teladan kita. Bisa kok. Enjoy!

@@@@@@@ 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar